Jepang Berminat Investasi Tol Laut
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berhasil menjaring beberapa minat investasi baru dari pengusaha negeri Samurai. Salah satunya investasi di sektor jasa angkutan untuk mendukung program Tol Laut.
Minat investasi tersebut diidentifikasi dalam pertemuan khusus (one on one meeting) yang dilakukan Kepala BKPM Franky Sibarani dengan pengusaha Jepang. Dalam pertemuan tersebut investor Jepang menyatakan minatnya berinvestasi Rp 365 miliar untuk pengangkutan barang khusus dari Surabaya ke wilayah timur Indonesia, termasuk Papua.
Franky mengaku akan memfasilitasi minat investasi yang tergolong strategis ini. Menurutnya program Tol Laut bertujuan untuk mempermudah arus barang terutama di daerah Indonesia. Ini akan berdampak positif pada pemerataan pembangunan.
“Untuk proses komitmen investasi kami harapkan dapat dilakukan tahun ini, sehingga dapat dikawal hingga proses realisasi investasi,” ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, Jumat (10/6). (Baca: Pemerintah Akan Terbitkan Samurai Bond Bulan Ini)
Selain minat di bidang jasa angkutan laut, Kepala BKPM juga menerima dua perusahaan Jepang lainnya yang menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia. Satu perusahaan yang bergerak di bidang industri sanitary napkin berminat untuk memperluas usahanya dan satu perusahaan lain di bidang komponen otomotif akan segera membangun pabrik di Karawang.
“Minat investasi di bidang komponen otomotif membuktikan bahwa Indonesia telah berada pada jalur yang tepat sebagai basis produksi otomotif bagi Jepang” ujarnya.
Kunjungan Franky ke Jepang untuk menjaring minat investasi pengusaha negara tersebut. Ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Bank of Tokyo Mitsubishi Tokyo UFJ (BTMU) pada 2007. (Baca: Pasca Revisi DNI, BKPM Gaet Investor Amerika di Industri Makanan)
Dalam kunjungan tersebut memaparkan perkembangan perubahan regulasi DNI dihadapan 67 calon investor di Fukuoka dan 118 calon investor di Nagoya. Hari ini Franky akan menjadi pembicara di forum yang sama dengan peserta mencapai 566 orang di Tokyo. Dia juga dijadwalkan pertemuan khusus dengan beberapa calon investor potensial Jepang.
BKPM mencatat sejak 2010, Jepang merupakan salah satu negara sumber utama investasi asing di Indonesia. Nilai investasi Jepang yang sudah masuk ke Indonesia sejak periode tersebut mencapai US$ 16 miliar.
Investasi ini mencakup beberapa sektor seperti industri otomotif, logam, mesin dan elektronika. Pada periode yang sama jumlah komitmen investasi Jepang mencapai US$ 45 miliar dengan porsi terbesar ada di sektor infrastruktur. (Baca Infografik: Asing Bisa Kuasai 100 Persen)
Pertumbuhan komitmen investasi Jepang dalam 10 negara prioritas pemasaran penanaman modal asing (PMA). Pada 2015 pertumbuhan komitmen investasi Jepang mencapai 40 persen, sedangkan rata-rata PMA lain yang masuk ke Indonesia hanya 29 persen.
Sedangkan realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$ 2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek yang menyerap 115.400 tenaga kerja.
Tahun ini BKPM menargetkan total realisasi investasi sebesar Rp 594,8 triliun, atau tumbuh 14,4 persen dibandingkan tahun lalu. Realisasi PMA ditargetkan mencapai Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen. Investasi Jepang diharapkan bisa berkontribusi besar untuk mengejar target tersebut.