PLN Tunjuk Indonesia Power Garap Pembangkit Jawa 5
PT Perusahaan Listrik Negara menunjuk langsung PT Indonesia Power untuk menggarap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa 5. Langkah ini untuk mempercepat pengerjaan proyek tersebut.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan penunjukan langsung melalui mekanisme kerja sama penyediaan tenaga listrik dengan pengembang listrik swasta. Padahal, jika mengacu Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016 — 2025, proyek yang masuk dalam program 35.000 Mega Watt (MW) merupakan jatah pengembang listrik swasta (IPP).
Tapi, menurut Sofyan, Indonesia Power yang juga anak usaha PLN juga merupakan perusahaan swasta. "Ini penunjukkan langsung," kata dia di Gedung DPR Jakarta, Kamis, 1 September 2016. (Baca: Batalkan Lelang, PLN Garap Sendiri Pembangkit Jawa 5).
Sofyan mengatakan kontrak jual beli listrik PLTU Jawa 5 akan ditandatangani pada tahun ini agar dapat beroperasi secara komersial pada 2019. Untuk menopang pembiayaannya, proyek senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 30 triliun bisa menggunakan kredit ekspor.
Nantinya, Indonesia Power bermitra untuk membangun pembangkit berkapasitas 2 x 1.000 MW itu. Menurut Sofyan, jika menggandeng Cina, proyek ini bisa beroperasi pada 2019. Tapi jika yang diajak kerja sama Jepang akan lebih lama. (Baca: Kualitas Pembangkit Listrik Buruk, Cina Siap Tanggung Jawab).
Proyek Jawa 5 ini sempat menjadi sorotan. Penyebabnya, PLN membatalkan proses lelang pembangkit yang berada di Serang, Banten ketika proses tender sudah berjalan.
Salah satu alasan pembatalan yakni PLN menilai proyek ini banyak kejanggalan dalam proesenya. Padahal, proses lelang tersebut sudah mendekati tahap akhir dengan menempatkan dua calon yang akan dipilih sebagai pemenangnya. (Baca: Menteri Sudirman: Lima "Pembangkangan" PLN).
Kedua calon pemenang tersebut yaitu Konsorsium China Oceanwide Holding, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dan Shanghai Electric Power Corporation (SEPC). Peserta lainnya ialah konsorsium PT Sumber Segara Primadaya (SSP), China Nuclear Engineering Group Corporation Ltd (CNEC), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.