Pemerintah Cari Pembeli 11 Kargo Gas Alam Cair
Sampai saat ini, ada sekitar sebelas kargo Liquefied Natural Gas (LNG) milik pemerintah yang belum laku. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan mengupayakan agar gas tersebut terserap di dalam negeri. Jika tak terserap, kargo gas tersebut akan diekspor.
Wirat mengatakan sebenarnya ada 17 kargo yang belum laku terjual. Namun pemerintah telah berbicara kepada PT Perusahaan Listrik Negara untuk membeli kargo tersebut. Apalagi, kebutuhan gas untuk pembangkit listrik PLN cukup banyak. (Baca: Pemerintah Terbelah Menyikapi Rencana Impor Gas).
Tapi, kemungkinan PLN tidak akan menyerap seluruh kargo yang belum laku tersebut. “Sebagian bisa terserap, sebagian mencari buyer,” kata Wiratmaja di Kementerian ESDM, Selasa malam, 11 Oktober 2016.
Adapun mengenai harganya masih didiskusikan. Pemerintah berupaya agar harga tersebut masih sesuai dengan kemampuan menyerap dari PLN. Apalagi tahun depan, menurut perhitungan Wiratmaja, ada 30 kargo lagi yang belum berkontrak. (Baca: Berpacu Mengurai Ruwetnya Masalah Harga Gas).
Sementara itu, PLN menyatakan akan menyerap enam kargo gas alam cair (LNG) tahun ini. Enam kargo tersebut merupakan bagian dari 17 kargo LNG yang belum memiliki komitmen kontrak pembeli (uncomitted cargo) pada 2016.
Kepala Divisi Pengadaan BBM dan Gas PLN Chairani Rachmatullah mengatakan PLN membutuhkan tambahan enam kargo LNG untuk pasokan gas seluruh unit pembangkit listrik Muara Karang di Jakarta Utara yang totalnya mencapai 660 MW.
Enam kargo tersebut masing-masing berasal dari Blok Mahakam yang dioperatori Total E&P Indonesie dan kargo dari PT Pertamina Persero. "Enam kargo sudah sepakat. Tiga dari Pertamina dan tiga dari Mahakam," kata dia kepada Katadata, Rabu, 12 Oktober 2016. (Baca: Harga Gas di Malaysia Lebih Murah karena Subsidi Pemerintah)
Kepala Divisi Komersial Gas SKK Migas Sampe L. Purba mengatakan sisa kargo LNG sebenarnya bisa untuk jaga-jaga ketika kebutuhan dalam negeri meningkat. "LNG yang uncommitted adalah yang tidak dapat terserap dengan tepat waktu, sewaktu-waktu dapat juga sebagai cushion apabila ada permintaan tambahan domestik on spot basis," kata dia kepada Katadata.