Pertamina Melenggang Mulus Garap Proyek Listrik Jawa 1
Konsorsium PT Pertamina (Persero) bersama dua perusahaan asal Jepang bakal melenggang mulus untuk memenangkan tender proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1. Sebab, keputusan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebelumnya yang memenangkan konsorsium tersebut, tidak mendapat protes dari peserta lelang lainnya.
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, pihaknya hingga kini belum menerima surat sanggahan terkait keputusan hasil tender proyek listrik Jawa 1. Padahal, peserta tender hanya diberikan waktu selama satu minggu sejak keputusan pemenang diumumkan Kamis pekan lalu (13/10) untuk mengajukan sanggahan atau keberatan.
"Gak ada tuh (sanggahan)," kata Supangkat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu (19/10). Kesempatan masa sanggah itu diberikan kepada para peserta tender sebagai bentuk komitmen PLN memenuhi kaidah tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
Jika tidak ada sanggahan hingga batas waktu, menurut Supangkat, maka Pertamina telah resmi sebagai pemenang proyek listrik Jawa 1. “Kalau masa sanggah selesai tinggal tunjuk saja (Pertamina).” (Baca: 51 Persen Proyek Listrik 35 Ribu MW Masih Belum Berkontrak)
Seperti diberitakan sebelumnya, Senior Manager Public Relation PLN Agung Murdifi mengatakan, PLN telah menyelesaikan evaluasi teknis dan administrasi dalam proses tender pembangkit listrik Jawa 1. Evaluasi itu termasuk tawaran harga yang diajukan oleh para peserta tender.
“Dari semua aspek yang telah ditentukan oleh PLN, konsorsium Pertamina - Marubeni Corporation– Sojitz Corporation diputuskan sebagai peringkat pertama peserta tender,” kata dia kepada Katadata, Kamis (13/10) lalu.
Konsorsium Pertamina berhasil mengalahkan dua konsorsium lainnya, yaitu PT Adaro Energi Tbk bersama Sembcorp dan konsorsium PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) bersama PT Rukun Raharja Tbk - Mitsubishi Corporation. Sementara konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia bersama Nebras Power dan Korea Electric Power Corporation sudah gagal dalam proses evaluasi teknis dan administrasi.
(Baca: Konsorsium Pertamina Menang Tender Proyek Listrik Jawa 1)
Menurut Agung, tim evaluator PLN telah menganalisa secara mendalam semua penawaran, karena risiko kegagalan proyek akan tinggi jika peserta tidak mengikuti syarat pengadaan, khususnya pada peserta yang mengusulkan harga paling rendah. Selain itu, PLN harus meninjau aspek efisiensi peserta tender.
Selanjutnya, dalam waktu 45 hari sejak penunjukan itu, konsorsium Pertamina wajib menandatangani perjanjian jual-beli ketenagalistrikan. Tujuannya untuk memastikan bahwa jadwal Comercial Operation Date atau pengoperasian secara komersial pembangkit Jawa 1 dapat terealisasi tahun 2019.
PLTGU Jawa 1 rencananya akan dibangun dengan kapasitas 1.600 Mega Watt (MW). Nilai investasinya diperkirakan mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun. (Baca: Tawaran Rendah, Pertamina Berpeluang Gaet Proyek Listrik Jawa 1)
Adapun pasokan gas untuk pembangkit Jawa 1, Supangkat mengatakan, PLN sudah mendapat rekomendasi alokasi gas dari pemerintah yakni Eni Indonesia di proyek Jangkrik dan BP Indonesia di proyek Tangguh. "Insya Allah aman dari Eni dan Tangguh," katanya.
Jumlah kebutuhan gas pembangkit Jawa 1 mencapai 16 kargo per tahun atau sekitar 170 bbtud.