Harga Minyak Indonesia Tembus US$ 50 Akibat Kesepakatan OPEC
Tim Harga Minyak Indonesia mencatat adanya kenaikan harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada periode Desember 2016. Berdasarkan perhitungan formula ICP mencapai US$ 51,09 per barel, melonjak 18 persen dari November 2016 yang sebesar US$ 43,25 per barel.
Harga minyak jenis SLC atau Minas juga meningkat Jika periode November 2016 harganya US$ 44,52 per barel, untuk Desember 2016 mencapai US$ 52,62 per barel. (Baca: Indonesia Bekukan Sementara Keanggotaan di OPEC)
"Lonjakan harga minyak Indonesia sejalan dengan perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional," tulis Tim Harga Minyak Indonesia dalam publikasinya, Rabu (4/1).
Harga Brent (ICE) Desember naik dari US$ 47, 08 per barel menjadi US$ 54,92 per barel. Sedangkan harga minyak WTI (Nymex) naik dari US$ 45,76 per barel menjadi US$ 52,17 per barel. Adapun, harga OPEC naik US$ 8,07 per barel menjadi US$ 51,28 per barel.
Harga minyak mentah utama di pasar internasional meningkat akibat beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah dampak kesepakatan negara-negara OPEC pada 30 November 2016 untuk mengurangi tingkat produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai Januari 2017.
Tidak hanya negara OPEC, negara non-OPEC ikut mengurangi produksi. Negara-negara seperti Rusia, Meksiko dan Oman pun sepakat mengurangi produksi sebesar 558 ribu barel per hari di bulan Januari 2017. (Baca: Pembekuan Keanggotaan OPEC Tak Pengaruhi Pasokan Minyak)
Selain itu, proyeksi permintaan minyak mentah global juga meningkat. Berdasarkan publikasi OPEC (Organization of The Petroleum Exporting Countries) di bulan Desember 2016, proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2017 naik menjadi 94,41 juta barel per hari dari proyeksi bulan sebelumnya yaitu 94,40 juta barel per hari.
Publikasi IEA (International Energy Agency) di bulan Desember 2016 juga memproyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2017 naik 0,01 juta barel per hari menjadi 97,60 juta barel per hari, dari proyeksi bulan sebelumnya yaitu sebesar 97,50 juta barel per hari.
Di sisi lain proyeksi pasokan minyak berkurang. Data IEA menyebutkan proyeksi pasokan minyak mentah non-OPEC tahun ini turun 0,20 juta barel per hari menjadi 57,00 juta barel per hari, dari proyeksi bulan sebelumnya yaitu 57,20 juta barel per hari.
Tingkat stok minyak mentah komersial dan distillate AS selama Desember 2016 menurun dibandingkan dengan stok di bulan sebelumnya. Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration)-USA, stok minyak mentah komersial turun 2 juta barel menjadi sebesar 486,1 juta barel. Sedangkan stok distillate turun 2,6 juta barel menjadi 151,6 juta barel.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, kilang petrokimia terbaru di India, ONGC Petro additions Ltd (OPaL), dalam tahap final proses penyelesaian pada Desember 2016 dan siap beroperasi di akhir bulan Desember. (Baca: Lampaui Target, Lifting Minyak 2016 Cetak Rekor)
Kedua, kondisi geopolitik yang tidak stabil di Timur Tengah meningkat menyusul insiden penembakan Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, yang ditembak mati di Ankara, Turki.
Ketiga, Crude oil throughput kilang-kilang minyak di Taiwan pada Desember 2016 sebesar 890 ribu barel per hari, meningkat 9 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 815 ribu barel per hari.