Setelah Cina, Pemerintah Meksiko Ancam Balas Kebijakan Trump

Maria Yuniar Ardhiati
16 Januari 2017, 12:39
Donald Trump
ANTARA/Reuters/Mohammad Khurseed
Demonstrasi terhadap Presiden AS terpilih Donald Trump di Texas, Amerika Serikat, 19 Desember 2016.

Reaksi penentangan terhadap kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, terus bermunculan. Pemerintah Meksiko mengancam akan membalas kebijakan Trump yang berencana membatasi perdagangan dan mengutip pajak perbatasan yang tinggi. Sebelumnya, Cina juga menyatakan akan membalas kebijakan Trump.

"Kami akan langsung melancarkan balasan jika Anda membebankan pajak perbatasan yang tinggi terhadap kami. Sudah jelas, kami harus segera siap meredakan dampak yang akan terjadi," kata Menteri Perekonomian Meksiko, Ildefonso Guajardo, seperti dilansir CNN Money, Sabtu (14/1).

(Baca: Pemerintah Cina Ancam Serang Balik Kebijakan Trump)

Guajardo memperkirakan, jika Trump membebankan tarif sebesar 35 persen kepada Meksiko, maka akan terjadi resesi global. Hal ini disebabkan oleh akan berkurangnya jumlah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi di luar AS.

Ia pun mengingatkan, kebijakan Trump akan menimbulkan masalah di semua negara. Namun, Guajardo tidak secara jelas menyebutkan langkah yang akan ditempuh Meksiko untuk membalas Trump.

Dalam beberapa pekan terakhir, Trump menyoroti perusahaan-perusahaan yang menjalankan aktivitas produksi di Meksiko, tapi menjual produk di Amerika Serikat. Ia mengancam akan mengenakan tarif sebesar 35 persen.

Melalui Twitter, Trump menyebut General Motors dan Toyota berpotensi menjadi target dari kebijakan tersebut. Meski begitu, pada Desember lalu, dia menyebut pengenaan pajak tersebut akan berlaku bagi semua lini bisnis, bukan hanya otomotif.

Dalam konferensi pers perdananya pada Rabu pekan lalu sejak memenangkan pemilu, Trump menekankan rencana kebijakan di sektor pajak tersebut. "Akan ada pajak perbatasan yang tinggi untuk perusahaan- perusahaan itu yang pantas mendapatkannya," ujarnya.

Sementara itu, Guajardo menyebut Toyota telah mempekerjakan banyak warga AS. "Jika saya menjadi Trump, saya akan lebih menghormati mereka," katanya. (Baca: Efek Trump dan Cina Tekan Ekonomi 2017 di Atas 1 Persen)

Para penasihat perekonomian Trump menyatakan, AS akan membebankan tarif yang tinggi untuk mendapatkan kesepakatan perdagangan yang lebih baik dengan Meksiko. Mereka berniat melakukan negosiasi ulang terhadap pakta perdagangan bebas antara Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat atau NAFTA.

Renegosiasi tersebut menjadi prioritas pada hari pertama masa kepemimpinan Trump kelak. Presiden Meksiko, Enrique Nieto, menyatakan terbuka dalam modernisasi NAFTA. (Databoks: Kemenangan Trump Masuk Daftar 10 Risiko Tertinggi Global)

Meksiko saat ini sangat bergantung dengan perdagangan AS dalam mengembangkan perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Kamar dagang perdagangan AS memperkirakan ada enam juta pekerjaan di negara tersebut yang bergantung kepada Meksiko.

Para pengamat perdagangan mengingatkan kebijakan penerapan tarif yang tinggi akan berisiko terhadap dua negara. 

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...