Terancam Picu Krisis Baru, Yunani Cari Dana Segar Rp 98 Triliun
Pemerintah Yunani kembali terbelit risiko gagal bayar utang jumbo pada medio tahun ini. Risiko tersebut memicu kekhawatiran akan terulangnya krisis keuangan yang merembet di kawasan Uni Eropa, bahkan ke seluruh dunia.
Imbal hasil surat utang Pemerintah Yunani terjun bebas setelah Kepala Eurogroup, Jeroen Dijsselbloem, mengumumkan perwakilan dari Komisi Eropa serta Dana Moneter Internasional (IMF) akan kembali berkunjung ke Athena, Yunani. Lawatan itu bertujuan mendiskusikan tambahan paket kebijakan reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang serta keberlangsungan utang Yunani.
Persoalannya, Yunan membutuhkan dana € 7 miliar atau sekitar Rp 98 triliun untuk membayar utang kepada bank sentral Eropa serta para kreditur swasta yang akan jatuh tempo Juli mendatang. Alhasil, Pemerintah Yunani harus memutar otak untuk memperoleh dana tersebut.
(Baca: Sri Mulyani Peringatkan Bahaya Dampak Gagal Bayar Utang Yunani)
Diperkirakan, pemerintah akan melakukan langkah-langkah fiskal untuk menyelesaikan persoalan tersebut. "Dengan kata lain, kenaikan pajak dan pemangkasan belanja akan ditekan," ujar Dijsselbloem seperti dilansir The Telegraph, Senin (20/2).
Ia menjelaskan, reformasi mendalam akan dilakukan terhadap sistem perpajakan, pensiun, serta ketentuan bagi buruh di Yunani.
Dijsselbloem berharap, Uni Eropa akan menemukan solusi terkait utang Yunani itu sebelum Belanda menggelar pemilu bulan depan. Jika memungkinkan, sebelum pemilu Prancis pada Mei nanti. "Masih banyak yang harus dilakukan, isu yang harus dibahas."