Krisis ekonomi yang melanda Hong Kong dan Thailand akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Dampaknya akan terasa pada sektor Investasi dan perdagangan dalam negeri.
Hong Kong akan berpotensi menghadapi krisis keuangan seperti di tahun 1998. Hal ini seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi China, serta belum selesainya krisis properti di negara tersebut.
Ekonomi global dibayangi perlambatan akibat krisis. Bahkan World Economic Forum merilis laporan bahwa perlambatan akan kembali berlanjut di negara maju, negara menengah atas dan bawah.
Dotcom Bubble adalah krisis yang terjadi pada akhir dekade 1990-an dan awal 2000-an. Krisis ini berpusat pada kenaikan pesat dan jatuhnya perusahaan berbasis internet, yang berujung pada kebangkrutan.
Resesi Besar adalah krisis ekonomi terbesar AS pasca Perang Dunia II. Krisis ini dipicu tidak terkontrolnya pasar keuangan dalam pemberian pinjaman, dan lahirnya instrumen investasi yang kompleks.
Country Garden akan menghadapi ujian besar ketika seluruh utang luar negerinya berpotensi gagal bayar jika perusahaan tidak bisa membayar kupon yang jatuh tempo senilai US$ 15 juta pada 17 Oktober.
Pembaruan pedoman Chiang Mai Initiative akan mencakup penyederhanaan proses untuk penarikan komitmen ini jika dibutuhkan oleh salah satu negara anggota ASEAN +3.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang selamat dari krisis. Indonesia sudah mengalami tiga kali krisis dan selalu bisa pulih.