Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Siap Dilalui Mudik Lebaran
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengebut penyelesaian pembangunan Jalan Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi. Targetnya sebagian tol ini akan selesai dan bisa dilalui kendaraan pada saat mudik lebaran tahun ini.
Tol sepanjang 61,72 kilometer (km) ini terbagi menjadi tujuh seksi. Untuk seksi 1 sampai seksi 6, yakni ruas Tanjung Morawa–Sei Rampah sepanjang 52,85 km, ditargetkan selesai pada akhir 2017. Sementara Seksi 7 Sei Rampah–Tebing Tinggi akan selesai April 2018, karena masih terkendala pengadaan lahan yang melewati kawasan permukiman.
Secara keseluruhan progres pembangunan ruas tol ini sudah mencapai 75 persen. Meski begitu, sebagian besar ruas tol yakni sepanjang 42,1 Km mulai dari Kualanamu–Perbarakan hingga Sei Rampah (Seksi 2 hingga Seksi 6) akan bisa fungsional digunakan untuk memperlancar arus mudik Lebaran pada bulan Juli 2017.
Nantinya, pemudik yang turun di Bandara Kualanamu menuju Tebing Tinggi, bisa langsung memasuki tol tanpa dikenakan tarif dan keluar di Sei Rampah. Sementara pemudik dari arah Medan masuk dari simpang susun Lubuk Pakam. Demikian juga masyarakat dari Tebing Tinggi yang menuju bandara dan Medan bisa menggunakan tol ini dari Sei Rampah dan keluar di Kualanamu.
(Baca: Tol Sepanjang 38 Kilometer Segera Beroperasi di Lampung)
“Dengan dibukanya tol tersebut, kendaraan akan terhindar beberapa titik kemacetan di jalan nasional seperti di Lubuk Pakam, Perbaungan dan Pasar Bengkel,” seperti ditulis dalam keterangan resmi Kementerian PUPR, Minggu (26/3).
Pada hari biasa, perjalanan dari Medan–Kualanamu dengan jarak sekitar 75 Km ditempuh dalam waktu 3 jam. Pemerintah berharap dengan selesainya tol ini, akan mempercepat waktu tempuh perjalannya hingga menjadi satu jam.
Kementerian menjelaskan pembangunan jalan tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi menggunakan alokasi dana APBN dan investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yakni PT Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT). Dukungan APBN sebesar Rp 1,4 triliun terdiri dari 90 persen pinjaman China dan 10 persen dari anggaran ini bertujuan untuk meningkatkan kelayakan finansial ruas tol ini.
Dana tersebut digunakan untuk konstruksi Seksi 1 Simpang Tanjung Morawa–Simpang Perbarakan (7,5 Km) dan Seksi 2 Simpang Perbarakan–Kualanamu (7,05 Km) dengan panjang total 14,55 Km. Saat ini progres konstruksi fisik untuk seksi 1 sudah 51 persen dan seksi 2 sudah 81 persen.
(Baca: Tiga Ruas Tol Trans Sumatera Siap Beroperasi Tahun Ini)
Sementara untuk pengadaan lahan yang dikerjakan pemerintah pada ruas tol sudah mencapai 99,03 persen, dimana tersisa dua persil lahan. Penyelesaian lahan akan menggunakan konsinyasi di pengadilan dan ditargetkan bisa selesai Juli tahun ini.
Sementara PT JMKT mengerjakan konstruksi pada Seksi 1a di Tanjung Morawa (3,5 Km) dan Seksi 3-Seksi 7 dari Simpang Perbarakan hingga Tebing Tinggi sepanjang 47,17 Km dengan biaya Rp 4,1 triliun. Setelah rampung seluruhnya, PT JMKT akan mengoperasikan ruas tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi, termasuk yang dibangun Pemerintah.