Penjualan Turun, BI: Konsumsi Rumah Tangga Kuartal I Melambat
Bank Indonesia (BI) melihat indikasi konsumsi rumah tangga melambat pada kuartal I 2017. Hal tersebut tampak dari perlambatan pertumbuhan indeks penjualan riil. Perlambatan penjualan terjadi di semua produk yang disurvei baik pada kelompok makanan maupun non makanan.
Berdasarkan survei penjualan eceran BI per Februari 2017, indeks penjualan riil sebesar 197,1 atau tumbuh 3,7 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,3 persen. Bahkan, bila dilihat secara bulanan, pertumbuhannya justru minus.
“Secara bulanan, pertumbuhan penjualan riil periode Februari 2017 mengalami kontraksi -4,9 persen (dari Januari 2017),” demikian tertulis dalam hasil survei BI yang dilansir pada Senin (10/4). (Baca juga: Banyak Gedung Baru, Tingkat Hunian Perkantoran Diprediksi Merosot)
Pertumbuhan Tahunan Penjualan Riil
Deskripsi | Januari (year on year %) | Februari (year on year %) | Maret* (year on year %) |
Suku Cadang dan Aksesoris | 16,6 | 10,9 | 13,1 |
Makanan, Minuman dan Tembakau | 7,3 | 5,1 | 4,9 |
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor | -9,9 | -10,2 | -8,8 |
Peralatan Informasi dan Komunikasi | 12,5 | 6,1 | -0,8 |
Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya | 2,2 | 1,4 | 3,4 |
Barang Budaya dan Rekreasi | 7,8 | 2 | 3,7 |
Barang Lainnya | -14,4 | -12,4 | -12,4 |
*angka sementara
Sumber: survei penjualan eceran BI
Secara regional, perlambatan pertumbuhan penjualan riil terbesar terjadi di Jakarta dan Denpasar. Bila pada Januari 2017 penjualan riil di Jakarta tumbuh 33,8 persen secara tahunan, maka pada Februari lalu pertumbuhannya cuma 21 persen. Sedangkan di Bali, pertumbuhannya melambat dari 2,9 persen menjadi -8,5 persen. (Baca juga: Sri Mulyani: Semua Mesin Ekonomi Mulai Berjalan Normal)
BI pun memperkirakan, rata-rata pertumbuhan tahunan indeks penjualan riil di kuartal I 2017 bakal sebesar 4,2 persen, lebih lambat dibandingkan dengan kuartal IV 2016 yang tumbuh 9,5 persen dan kuartal I 2016 yang tumbuh 11,5 persen.