Ahok Kalah Quick Count di Semua Wilayah, Anies Gubernur Baru DKI

Maria Yuniar Ardhiati
19 April 2017, 16:52
Anies-Sandi Menang Hitung Cepat
ANTARA FOTO/Dedi Wijaya
Pasangan calon Gubernur dan Wagub DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) berjabat tangan usai memberikan keterangan pers menanggapi hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Jakarta, Rabu (19/4).

Sejumlah lembaga survei menampilkan hasil hitung cepat atau quick count suara pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Sample suara yang masuk sudah lebih dari 80 persen. Dari semua quick count tersebut, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memimpin.

Lembaga-lembaga tersebut adalah Indo Barometer (IB), Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. iNews Research, Populi Center, Indikator Politik Indonesia, PolMark Indonesia, Saiful Mujani Research & Consulting, Charta Politika, dan Voxpol Center.

Berdasarkan hasil quick count kesembilannya, suara untuk Anies-Sandi tertinggi berdasarkan penghitungan Voxpol Center, yaitu 59,20 persen. (Baca: Exit Poll Lembaga Survei Menangkan Anies, Quick Count Bisa Beda)

Berdasarkan hasil quick count Indikator Politik Indonesia, Anies-Sandi paling unggul di Jakarta Timur, dengan 62,15 persen suara. Kemenangan telak juga dicatatkan pasangan ini di Jakarta Selatan, dengan perolehan 61,72 persen suara.

Begitu pula dengan hasil hitung cepat lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi). (Baca: (Baca: Polisi Akan Proses Hukum Mobilisasi Massa Saat Pilkada Jakarta)

Berdasarkan quick count Kedai Kopi, pasangan Anies-Sandi mengungguli Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di semua wilayah DKI Jakarta, terutama di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Di kedua wilayah ini, Anies-Sandi meraih masing-masing 62,67 persen suara dan 59,42 persen suara.

Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Tobias Basuki menilai hasil quick count lembaga-lembaga survei mayoritas benar. “Sebagian besar seperti Indikator Politik Indonesia dan Saiful Mujani Research and Consulting, memang legitimate,” katanya kepada Katadata, Rabu (19/4).

Ia menjelaskan, quick count bukanlah exit poll yang tidak akurat. Sample quick count dipilih acak dari tempat pemungutan suara (TPS). Sehingga, Tobias melanjutkan, akurasinya tinggi karena pengumpulan data dilakukan dari formulir C1.

Tobias mengungkapkan, selain quick count lembaga-lembaga survei, penghitungan sementara dari partisipasti publik seperti Kawal Pemilu bisa dipercaya. Ia menyebut pemilu presiden tahun 2014 sebagai contoh. (Baca: Ke Istana Satu Hari Jelang Pilkada, Ahok Bicara Sembako dan Sepeda)

Pada masa itu, terjadi kesalahan quick count yang menyatakan kemenangan Prabowo Subianto. “Legitimasi pemilu ketika itu pun diselamatkan oleh Kawal Pemilu,” kata Tobias.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...