Denyut Penyaluran Kredit Lemah, Kinerja Bank Besar Belum Stabil
Tren pertumbuhan kredit satu digit masih terus berlangsung. Hingga Februari lalu, pertumbuhan kredit baru mencapai 8,6 persen secara tahunan. Melihat perkembangan ini, Bank Indonesia (BI) pun tak mau buru-buru menaikkan bunga acuan. Harapannya, kebijakan itu bisa menyokong pertumbuhan kredit untuk tumbuh 10-12 persen tahun ini.
Adapun perlambatan pertumbuhan kredit diklaim BI terjadi lantaran perbankan dan korporasi masih dalam fase konsolidasi seiring dengan ekonomi yang melambat. Empat bank besar yaitu BRI, BCA, BNI, dan BTN, misalnya, tercatat membukukan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Namun, hanya BNI dan BTN yang pertumbuhan kreditnya stabil. Sisanya, mengalami perlambatan.
(Baca juga: Ekonomi Tumbuh di Bawah Prediksi, BI Tahan Bunga Acuan 4,75 Persen)
BNI berhasil membukukan pertumbuhan kredit 21,4 persen menjadi Rp 396,52 triliun pada triwulan I 2017. Pertumbuhan kredit tersebut sedikit lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 21,2 persen.
Pertumbuhan Kredit Empat Bank Besar di Triwulan I 2017
Bank | Kredit Q1 2016 | Pertumbuhan (%) | Kredit Q1 2017 | Pertumbuhan (%) |
BRI | Rp 561,11 T | 18,65 % | Rp 653,1 T | 16,4 % |
BCA | Rp 373,7 T | 11,4 % | Rp 409 T | 9,4 % |
BNI | Rp 326,74 T | 21,2 % | Rp 396,52 T | 21,4 % |
BTN | Rp 143 T | 18,9 % | Rp 169,69 T | 18,71 % |
*laporan keuangan bank
Menurut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, kredit di sektor manufaktur tumbuh tertinggi yaitu mencapai 22,8 persen pada triwulan I. Selain itu, kredit di sektor kelistrikan, gas, dan air juga tercatat tumbuh cukup tinggi yaitu 13,7 persen.
Meski begitu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross bank juga tercatat cukup tinggi yaitu di level 3 persen. Salah satu nasabah besar yang masih menunggak adalah PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) sebesar Rp 1,3 triliun. “Itu dari nasabah lama yang tahun lalu restrukturisasi, ada yang sukses, ada yang gagal, sehingga menyumbang NPL,” kata dia dalam Konferensi Pers, Rabu (12/4).
BTN juga berhasil membukukan pertumbuhan kredit yang cukup stabil di kisaran 18 persen. Penyokongnya, penyaluran kredit perumahan rakyat (KPR) program pemerintah alias KPR subsidi. Nominal penyaluran untuk KPR jenis ini naik 29,62 persen secara tahunan.
“Ini juga dalam upaya mendukung program Sejuta Rumah,” kata Direktur Utama BTN Maryono, beberapa waktu lalu. Penyaluran kredit ke sektor konstruksi juga tinggi yaitu mencapai 18,44 persen, demikian juga kredit komersial yang mencapai 20,57 persen.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit BCA melambat menjadi hanya 9,4 persen secara tahunan. Padahal, pada periode sama tahun lalu pertumbuhannya masih dua digit yaitu 11,4 persen. Semua segmen kredit mengalami perlambatan pertumbuhan, namun kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) terpantau paling melambat.
Kredit segmen itu hanya tumbuh 1,7 persen secara tahunan, kian melambat dari periode sama tahun lalu yang mencapai 5,9 persen. Penyaluran kredit konsumer untuk kendaraan bermotor juga melambat menjadi 7,3 persen dari periode sama tahun lalu 13,8 persen. (Baca juga: Ditekan Kredit Seret, BCA Raup Laba Kuartal I Rp 5 Triliun)
Bila mengacu pada data statistik perbankan Indonesia yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit kendaraan bermotor memang terpantau tumbuh negatif. Per Februari lalu, kredit bank untuk sektor ini turun 0,51 persen menjadi Rp 119,1 triliun.
Sementara itu, BRI justru masih mampu membukukan pertumbuhan kredit yang cukup tinggi di level 16,4 persen dengan mengandalkan penyaluran ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kredit BRI untuk sektor UMKM mencapai Rp 471 triliun atau 72,1 persen dari keseluruhan portofolio kreditnya.
Meski begitu, pertumbuhan kredit BRI memang lebih lambat dari periode sama tahun lalu yang sebesar 18,65 persen. Namun, seiring dengan perlambatan tersebut, bank berhasil menekan rasio kredit macet menjadi 2,16 persen dari sebesar 2,22 persen. (Baca juga: Ekonomi Masih Lesu, Rasio Kredit Seret Naik Menembus 3 Persen)
Pertumbuhan Kredit Bank 2016-2017
Bulan | Pertumbuhan Kredit (yoy) |
Tahun 2016 | |
Januari | 9,6 % |
Februari | 8,2 % |
Maret | 8,7 % |
April | 8 % |
Mei | 8,3 % |
Juni | 8,9 % |
Juli | 7,7 % |
Agustus | 6,8 % |
September | 6,5 % |
Oktober | 7,5 % |
November | 8,5 % |
Desember | 7,9 % |
Tahun 2017 | |
Januari | 8,3 % |
Februari | 8,6 % |
*Sumber: Bank Indonesia