Lampaui Proyeksi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Capai 5,01 Persen

Desy Setyowati
5 Mei 2017, 11:18
Pilkada DKI II 2017
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Para pendukung pasangan Anies-Sandi berkonvoi melintasi kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (19/4), setelah hasil hitung cepat semua lembaga survei memenangkan pasangan jagoannya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuatal I 2017 mencapai 5,01 persen. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibanding proyeksi Bank Indonesia (BI) yang meramalkan pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen lantaran melihat seretnya penjualan ritel.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto penjualan ritel memang tumbuh melambat, namun laju ekonomi masih bisa disokong oleh stabilnya konsumsi rumah tangga dan investasi, serta peningkatan kinerja ekspor dan belanja lembaga nonprofit terkait pemilihan umum kepala daerah.

Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen, sedikit lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu yaitu 4,97 persen. Namun, perannya tetap signifikan terhadap laju ekonomi lantaran kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 57 persen.

Penurunan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tampak dari impor barang konsumsi dan transaksi kartu kredit yang tumbuh melambat. “Impor barang konsumsi tumbuh 5,61 persen. Juga lebih rendah dari tahun lalu 24,1 persen. Transaksi dengan kartu kredit juga turun,” kata Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5). (Baca juga: Luruskan Klaim Pertumbuhan Ekonomi, Jokowi: Terbesar ke-3 di G20)

Sementara itu, investasi atau Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat tumbuh sebesar 4,81 persen, meningkat tipis dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 4,67 persen. PMTB merupakan pengeluaran untuk barang modal sebagai investasi, seperti untuk bangunan, jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Penyumbang utamanya, belanja modal pemerintah yang tumbuh 15,75 persen. (Baca juga: Pemerintah Bidik 91,5 Persen Dana Investasi 2018 dari Luar APBN)

Belanja Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga mengalami pertumbuhan sebesar 8,02 persen, lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang sebesar 6,38 persen. Pertumbuhan didorong pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) di 101 daerah.

Kinerja ekspor juga tercatat membaik. Pertumbuhan mencapai 8,04 persen atau naik signifikan dibanding tahun lalu yang terkontraksi 3,29 persen. Kinerja ekspor ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi mitra dagang Indonesia seperti Cina, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.

Suhariyanto merinci, ekspor barang tumbuh 8,13 persen, utamanya di non migas (minyak dan gas) tumbuh 9,19 persen, sedangkan migas terkontraksi. “Ekspor jasa tumbuh bagus seiring naiknya jumlah wisman, perkembangan wisman (wasatawan mancanegara) di Indonesia lumayan bagus di Maret yang komposisi wisman utamanya dari Cina,” tutur dia.

Impor juga tercatat meningkat. Pertumbuhan impor mencapai 5,02 persen, membaik dari tahun lalu yang negatif 5,14 persen. Impor barang dan jasa tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan domestik.

Di sisi lain, konsumsi pemerintah hanya tumbuh 2,71 persen, melambat dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 3,43 persen. Penyebabnya, belanja barang dan pegawai yang tumbuh melambat, masing-masing hanya 3,71 persen dan 0,78 persen. (Baca juga: Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Capai Target Meski Belanja Seret)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...