Pertamina Impor 1,1 Juta Ton LNG dari Perusahaan Australia
PT Pertamina (Persero) dan perusahaan energi asal Australia, Woodside Energy Trading menandatangani kerja sama jual beli gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG). Pembelian tersebut bertujuan mengamankan pasokan gas nasional di masa depan.
Woodside nantinya akan memasok LNG kepada Pertamina secara bertahap. Awalnya, sebesar 600 ribu ton mulai 2022 sampai 2034. Kemudian meningkat menjadi 1,1 juta ton dari tahun 2024 sampai 2038. (Baca: Aturan Terbit, PLN Bisa Impor Gas Bumi untuk Pembangkit)
Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan (EBT) Pertamina Yenni Andayani mengatakan pembelian LNG itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya defisit gas tahun 2019. "Dari Direktorat Jenderal Migas sudah mengeluarkan pernyataan kami ada defisit, jadi perlu impor," kata dia di Jakarta, Kamis (8/6).
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N Wiratmaja Puja mengatakan proses pembelian LNG yang dilaksanakan Pertamina sudah dikoordinasikan dengan pemerintah. "Kan impornya tidak hari ini, ada periodenya. Jadi sudah cukup untuk mengamankan pasokan," kata dia.
Berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035, Kementerian ESDM memprediksi Indonesia akan mulai mengimpor gas pada 2019. Total pasokan gas dari dalam negeri saat itu hanya sebesar 7.651 mmscfd, sementara permintaan gas 9.323 mmscfd. Jadi, ada defisit yang membutuhkan impor gas sebanyak 1.672 mmscfd.
(Baca: Tahun Depan, 40 Kargo Gas di Dalam Negeri Terancam Tak Terserap)
Selain Woodside, Pertamina sudah menjalin kerja sama jual beli LNG dengan perusahaan lain. April lalu, Pertamina meneken pembelian LNG dari ExxonMobil sebesar 1 juta ton per tahun selama 20 tahun yang dimulai pada 2025.
Pertamina juga meneken perjanjian jual-beli LNG dengan Total pada Februari lalu. Volume pasokannya sebesar 0,4 juta sampai satu juta ton per tahun. Total akan memasok selama 15 tahun mulai dari 2020. (Baca: Pertamina Impor Gas dari Exxon untuk Tutupi Defisit pada 2020)
Selain itu, Pertamina memiliki kontrak pembelian LNG dengan Cheniere Corpus Christi sebanyak 1,5 juta ton dengan jangka waktu 20 tahun. LNG dari Cheniere ini mulai dipasok 2019.