Pertamina-PGN Mulai Bangun Pipa Gas Duri-Dumai Usai Lebaran
PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. menandatangani perjanjian kerjasama (Head of Agreement/HoA) Pembangunan dan Pengoperasian bersama Pipa Transmisi Gas Duri-Dumai. Kerja sama ini tercapai setelah hampir satu tahun prosesnya jalan di tempat.
Penandatanganan perjanjian tersebut menjadi langkah konkrit bagi kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini untuk dalam memulai pembangunan jaringan pipa transmisi Duri-Dumai. Nilai proyeknya mencapai US$ 76 juta atau setara Rp 1,01 triliun.
Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan (EBT) Pertamina Yenni Andayani mengatakan dana pembangunan pipa bersumber dari kas internal masing-masing perusahaan sesuai porsi kepemilikannya. Pertamina akan mendapat porsi 60 persen pada proyek tersebut dan sisanya Perusahaan Gas Negara (PGN).
"Hari ini sebetulnya milestone dari kerjasama Pertamina-PGN dan juga menunjukkan bahwa sinergi antara BUMN dapat kami implementasikan," kata dia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (9/6).
Gas yang akan dialirkan ke pipa ini berasal dari Blok Corridor (onshore) yang dikelola oleh ConocoPhilips di Sumatera Selatan. Selain itu ada tambahan juga dari gas yang dihasilkan oleh Energi Mega Persada (EMP). (Baca: PGN Dapat Pasokan dari ConocoPhillips untuk Alirkan Gas ke Duri)
Total pasokan gas yang akan mengalir ke jaringan pipa transmisi tersebut sekitar 140 juta kaki kubik per hari (mmscsfd). Gas tersebut akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan industri di Riau, kebutuhan pelabuhan, industri petrokimia, dan juga kebutuhan operasional kilang Dumai Pertamina.
Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan jarak pipa Duri-Dumai sepanjang 67 kilometer (km) yang akan dibangun selama kurun waktu 18 bulan. Diameter pipa yang akan dibangun sebesar 24 inch. Nantinya pipa ini bisa juga diintegrasikan dengan menambah ruas jaringan pipa baru Duri-Medan. Tujuannya agar terbangun industri-industri baru sepanjang area pipa tersebut.
Peletakan batu pertama (groundbreaking) dari proyek ini ditargetkan dapat terealisasi pada kuartal tiga 2017, setelah proses pengadaaan barang dan jasa selesai. Dengan begitu, pada akhir kuartal ketiga 2018, proyek pipa Duri-Dumai mulai beroperasi.
(Baca: BPH Migas Usul Penghapusan Pipa Gas Khusus untuk Pelanggan)
"Mudah-mudahan groundbreaking habis lebaran. Diharapkan di bulan Agustus atau November 2018, gasnya sudah mengalir dari Grissik ke Duri, maupun Duri ke Dumai," kata dia.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan ruas pipa Duri Dumai memakai jalur utama jalan raya yang akses lahannya mudah. Saat ini lahan yang akan digunakan untuk mengeksekusi proyek tersebut sudah tersedia hampir 70 persen.
Sementara sisa 30 persennya lagi berada di kawasan perkebunan yang membutuhkan usaha dalam pembebasan lahan. Jobi mengaku saat ini proses pembebasan lahan sudah berjalan sesuai rencana. Pembangunan proyek ini pun sudah mendapat izin dari pemerintah daerah dan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM. (Baca: Terhambat Lahan, Pembangunan Pipa Gas Duri-Dumai Tertunda)
Pembangunan proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai berjalan molor. Seharusnya proyek ini selesai pada kuartal pertama tahun ini. Target ini mengacu Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 4975 K/12/MEM/2016 yang telah diteken Menteri ESDM sebelumnya, Sudirman Said pada Juli 2016 lalu.
Masalah pembebasan lahan sempat menjadi kendala proyek tersebut belum bisa rampung tahun ini. Namun, Jobi tidak mau berkomentar banyak mengenai hal itu. "Aku melihatnya ke depan. Apa yang udah kita signing (tandatangani) itu kita realisasikan. Lebih baik melihat ke depan bentuk kerjasama ini, kami buktikan ke stakeholder kalau ini bisa jalan," ujar dia.
(Baca: Pemerintah Butuh Rp 643 Triliun Bangun Infrastruktur Gas)