Industri Masih Lesu, Penjualan Listrik Semester I Cuma Tumbuh 2,4%
PT PLN (Persero) menyatakan, penjualan listrik hingga pertengahan tahun 2017 ini hanya naik tipis. Alasannya, konsumsi listrik oleh pelanggan industri masih lesu, dan dipicu juga oleh perubahan siklus produksi di bulan Ramadan.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati menjelaskan, pertumbuhan penjualan listrik pada semester-I 2017 hanya mencapai 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).
"Industri masih belum tumbuh, rumah tangga juga. Sambungan (listrik baru) memang banyak, tapi konsumsinya turun," ujar Nicke saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (19/6).
(Baca juga: Apindo Kritik Keras Tambahan Cuti Bersama Lebaran)
Menurut Nicke, penjualan listrik yang tidak terlalu baik di semester-I 2017 ini juga disebabkan oleh berubahnya pola konsumsi industri saat Ramadan yang bertepatan pada bulan Juni 2017 ini. Ia menjelaskan, banyak pabrik dan perkantoran yang mengurangi jam kerja di bulan Ramadan. Akibatnya, secara tidak langsung turut mengurangi kebutuhan listrik perusahaan.
Konsumsi listrik industri sendiri, menurut Nicke, memiliki porsi yang paling besar dari realisasi penjualan listrik oleh PLN. "Sehingga, secara total penjualannya jadi seperti itu (pertumbuhan penjualan rendah)," ujar Nicke. Dirinya pun mengatakan, pada saat lebaran pun konsumsi listrik tidak akan naik signifikan.
Sebelumnya, Senior Manager Public Relations PLN Agung Murdifi mengatakan, penjualan listrik pada periode Januari-Juni 2016 sebesar 105,96 Tera Watt hour (TWh), meningkat dibandingkan periode Januari-Juni 2015 yang berkisar 98,27 TWh. Sedangkan penjualan listrik pada Juni 2017 tercatat 17,95 TWh atau naik 6,36 persen dibandingkan Juni tahun lalu.
(Baca juga: Pemerintah Susun Peta Jalan Tingkatkan Produk Lokal di Pembangkit)
Ia menyebut, kenaikan penjualan listrik ini dipicu oleh konsumsi sektor industri. PLN mencatat, sampai Juni lalu, pertumbuhan penjualan listrik di sektor industri mencapai 5,91 persen dibandingkan periode sama 2015. Itu merupakan pertumbuhan terbaik yang pernah dicapai dalam 2,5 tahun terakhir, khususnya pertumbuhan penjualan untuk pelanggan golongan tarif Industri Besar (I4).
“Penjualan di sektor industri ini cukup menggembirakan di segmen industri skala besar, namun pertumbuhannya masih belum pulih bila dibandingkan penjualan tahun 2014,” ujar Agung.