Investasi Migas Enam Bulan Terakhir Hanya 22% dari Target

Anggita Rezki Amelia
8 Agustus 2017, 21:19
Migas
Dok. Chevron

Realisasi investasi sektor minyak dan gas bumi (migas) selama semester I-2017 baru mencapai 22% dari targettahun ini. Penyebab rendahnya investasi migas tersebut adalah melemahnya harga minyak dunia.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan sejak awal Januari hingga akhir Juni 2017, investasi migas baru mencapai US$ 4,8 miliar atau setara Rp 64 triliun. Padahal target tahun ini diharapkan bisa sampai US$ 22,2 miliar. Sementara periode yang sama tahun lalu bisa US$ 5,7 miliar. 

(Baca: Selama Enam Bulan 2017, Investasi Hulu Migas Baru 29% dari Target)

Angka investasi tersebut terdiri dari sektor hulu dan hilir migas. Jika dirinci, investasi untuk hulu mencapai US$ 4 miliar. Sedangkan hilir sebesar US$ 0,8 miliar. 

Menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial rendahnya investasi ini karena pengaruh harga minyak. Saat ini harga minyak masih di kisaran level US$ 40 per barel hingga US$ 50 per barel. Sementara biaya pengeboran sumur bisa mencapai US$ 100 juta per sumur.

Padahal investasi sektor migas 70-80% masih didominasi sektor hulu. "Investasi, memang secara global di dunia juga turun," kata Ego usai paparan kinerja Semester I 2017 sektor Migas di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa, (8/8).

Wakil Kepala SKK Migas Sukandar juga berujar sama. Rendahnya harga minyak membuat investasi migas, terutama hulu menurun. Turunnya harga minyak membuat eksplorasi minim, padahal kegiatan itu berkontribusi besar terhadap capaian investasi migas. 

Namun, Sukandar berharap paruh kedua tahun ini investasi migas bisa meningkat, terutama dengan dimulainya konstruksinya proyek Train 3 Tangguh. Namun, jika harga minyak belum juga membaik, target investasi dikhawatirkan tidak akan tercapai. "Ini faktor komersial yang membuat harga minyak lagi jatuh, jadi mereka (KKKS) juga mengencangkan ikat pinggang," kata dia. 

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar punya pandangan lain mengenai investasi migas. "Jangan hanya melihat angka investasi turun. Karena faktor investasi itu salah satunya capital expenditure (capex). Kalau capex diturunkan ini yang kami inginkan," kata dia. 

Untuk mendorong investasi migas, Kementerian ESDM menyiapkan beberapa cara. Di antaranya mengeluarkan kebijakan Permen ESDM Nomor 8/2017 tentang skema Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split, mendorong efisiensi pengelolaan biaya, mempercepat dan mengefektifkan eksplorasi dan eksploitasi, dan mendorong pengembangan dan penguatan industri dalam negeri.

Kinerja Migas

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...