SKK Migas Targetkan Produksi Proyek Jangkrik Meningkat di Tahun Depan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan adanya peningkatan produksi dari Proyek Jangkrik di tahun depan. Alasannya potensi dari proyek tersebut masih bisa dioptimalkan dari yang ada saat ini.
Wakil Kepala SKK Migas Sukandar mengatakan saat ini proyek tersebut bisa memproduksi gas sebesar 450 mmscfd. Nantinya produksi itu akan ditingkatkan sekitar 33%. “Goal-nya jadi 600 mmscfd. Kami akan development dengan cepat," kata dia di Jakarta, Rabu (27/9).
Menurut Sukandar, Eni selaku operator proyek tersebut masih melakukan uji peningkatan produksi. Langkah ini diperlukan untuk mengukur dampak yang ditimbulkan dari bertambahnya produksi terhadap usia sumur.
Nantinya produksi sebesar 600 mmscfd itu akan dioptimalkan dari dua lapangan yakni Jangkrik dan Jangkrik North East di Blok Muara Bakau. "Sekarang lagi testing dari exsisting field," kata Sukandar.
Sebagaimana diketahui, proyek pengembangan kompleks Jangkrik berada di lepas pantai laut dalam Indonesia. Produksi dari kedua lapangan disalurkan melalui 10 sumur bawah laut yang terhubung dengan unit pemroses terapung (Floating Processing Unit/FPU) Jangkrik.
Setelah diproses di atas FPU, gas akan dialirkan melalui pipa khusus sepanjang 79 km ke fasilitas penerima di darat atau Onshore Receiving Facility yang keduanya baru dibangun oleh Eni, melalui Sistem Transportasi Kalimantan Timur, hingga tiba di kilang LNG Badak di Bontang. Produksi gas dari Jangkrik akan memasok gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNGO ke pasar domestik dan juga pasar ekspor.
Selain Jangkrik dan Jangkrik North East, Eni juga akan mengembangkan lapangan lain di Blok Muara Bakau, yakni Merakes. Sekarang, perusahaan asal Italia itu masih mempersiapkan proposal pengembangan Lapangan Merakes.
Lapangan Merakes ini harapannya bisa menambah produksi di proyek Jangkrik. "Harapannya sih bisa ada tambahan Merakes," kata dia.