Produk Impor Masih Dominasi E-Commerce Indonesia
Pemerintah gandeng e-commerce untuk membuat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) mengakses internet. Sebab, pasar perdagangan online Indonesia saat ini masih didominasi produk impor.
Kerja sama itu, di antaranya dilakukan dengan e-commerce Blibli.com lewat kompetisi The Big Start bagi para wirausaha. “Kami mendorong supaya produk Indonesia merajai marketplace,” kata Direktur Pemberdayaan Industri Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Septiana Tangkari di Jakarta, Senin (2/10).
Menurut dia, produk luar negeri masih menguasai sekitar 60% pasar e-commerce, sedangkan pangsa UKM baru mencapai 40%. Sehingga peningkatan besar-besaran perlu dilakukan.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 74 tentang Roadmap E-Commerce. Oleh karena itu, pada 2020, Septiana membidik produk dalam negeri yang lebih banyak di market place. “Targetnya 80%,” tuturnya.
Chief Executive Officer blibli.com Kusumo Martanto menjelaskan The Big Start adalah salah satu cara menumbuhkembangkan pasar UKM di dunia maya. Pasalnya, tingkat kewirausahaan seseorang atau kelompok bakal menentukan produk yang dibuat. Hasil akhirnya pun bakal berpengaruh ke transaksi market place secara keseluruhan.
Kusumo menyebut, ada empat kualifikasi yang dia gunakan untuk menyaring 20 ribu pendaftar UKM untuk mengikuti kompetisi The Big Start yakni keunikan, keaslian, segmen konsumen, dan inovasi yang digunakan. “Kami melihat pebisnis serius atau tidak karena membangun bisnis memang tidak mudah,” ujarnya.
Menurut dia, Blibli.com baru memiliki ratusan UKM dari total 25 ribu perusahaan rekanan. Meski ingin meningkatkan partisipasi UKM lokal, dia mengaku tetap selektif dalam memilih mitra.
“Kami pilih yang sama-sama mau berjangka panjang, bukannya penjual yang menjual barang palsu dan hanya memainkan kredit,” tuturnya.