Nuklir Penopang Energi Asia
KATADATA ? Tenaga nuklir tampaknya akan menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan Asia akan sumber energi. Harga bahan bakar fosil yang terus meningkat, cadangan yang kian terbatas, serta besarnya biaya investasi untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan membuat nuklir menjadi pilihan yang lebih masuk akal.
Pembangunan reaktor nuklir memang tak semahal pengembangan energi terbarukan lainnya, selain itu, tenaga yang dihasilkan lebih stabil. Dibanding penggunaan bahan bakar fosil, nuklir juga memiliki kelebihan lain, yaitu lebih bersih dan ramah lingkungan.
Sejauh ini, pemanfaatan energi berbasis tenaga atom telah mengurangi emisi karbon dunia pada kisaran 2,5 miliar ton dari total emisi dunia sekitar 50 miliar ton per tahun. Reaktor nuklir diklaim lebih ramah lingkungan karena menggunakan uranium sebagai bahan bakar. Dan sampai saat ini, reaktor nuklir telah memenuhi 12 persen kebutuhan tenaga listrik dunia.
Walau memiliki berbagai kelebihan, nuklir tetap menjadi pilihan dilematis. Pasca gempa dan tsunami Jepang 2011 yang melelehkan reaktor Fukushima Daiichi, pamor reaktor nuklir sebagai penyedia energi murah dan hijau meredup. Jepang menutup belasan reaktor dan beralih ke sumber energi lain. Kecelakaan pada reaktor nuklir memang berakibat fatal dan bisa menjadi bencana kemanusiaan.
Tapi, berbagai faktor negatif itu tampaknya akan dikesampingkan. Kebutuhan energi yang tinggi untuk menopang pertubuhan ekonomi akan membuat pemerintah, terutama di Asia, akan beralih ke nuklir. Pada akhirnya, Nuklir akan menjadi pilihan logis.
Hingga kini sudah lebih 100 reaktor yang beroperasi di Asia. Jumlah yang sama juga akan dibangun, dan lebih dari separuhnya berada di Cina, dan diikuti oleh India dan Jepang.