Memahami Sejarah dan Makna Tari Tradisional Lengger

Tifani
Oleh Tifani
1 September 2022, 14:25
tari tradisional, Tari Lengger
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/aww.
Ilustrasi, penari menampilkan Tari Lengger Banyumas pada acara Festival Jagad Lengger 2022 di Pendopo Si Panji Kecamatan Banyumas, Banyumas, Jateng, Mimggu (26/6/2022).

Tari Tradisional Lengger merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Tari Lengger dirintis oleh sosok bernama Gondowinangun yang berasal dari Desa Kecis, Kecamatan Selomerto, Wonosobo pada 1910. Kemudian Tari tradisional ini, dikembangkan Ki Hadi Soewarno pada dekade 1960-an.

Dilansir dari laman Kemdikbud.go.id, Tari Lengger memiliki ciri khas tersendiri, yakni membawakan cerita atau kisah tertentu. Mulai dari kisah percintaan, cerita rakyat, hingga masalah sosial sehari-hari. Tari Lengger mulanya berkembang sebagai salah satu tarian sakral bagi masyarakat Pegunungan Dieng.

Namun seiring perkembangannya Tari Lengger dapat dipentaskan pada saat acara-acara lainnya, seperti pernikahan adat, atau ruwatan rambut gimbal Dieng. Lengger berasal dari kata ‘le’ yang berarti anak laki-laki dan kata ‘eling ngger’ yang berarti ‘ingat nak’.

Kisah di Balik Tari Lengger

Ada beberapa versi mengenai asal-usul Tari Lengger ini, yang paling terkenal ialah kisah asmara Galuh Candra Kirana, yang merupakan putri dari seorang Prabu Lembu Ami Joyo yang memimpin Kerajaan Jenggolo Manik.

Sedangkan Panji Asmoro Bangun adalah putra dari seorang Prabu Ami Luhur yang memimpin Kerajaan Cenggolo Puro. Untuk mempererat hubungan dari kedua kerajaan ini maka Prabu Lembu Ami Joyo dan Parabu Ami Luhur sepakat menikahkan kedua anak mereka.

Namun sayangnya, pernikahan tersebut hampir gagal karena usaha Galuh Ajeng (anak Prabu Lembu Ami Joyo dari selirnya). Kemudian Galuh Candra Kirana harus keluar dari kerajaannya dan menjadi penari Lengger. Suatu saat, kelompok Tari Lengger Galuh Candra Kirana diundang untuk pentas di Kerajaan Cenggolo Puro oleh Panji Asmoro Bangun.

Kemudian Galuh Candra Kirana tampil di depan tunangannya, Galuh Candra Kirana memutuskan untuk membuka penyamarannya. Melihat kecantikan Galuh Candra Kirana, Panji Asmoro Bangun langsung jatuh cinta dan pada akhirnya pasangan ini menikah. Versi lain mengenai asal-usul Tari Lengger ini juga berkaitan dengan penyebaran agama Islam.

Konon cikal bakal Tari lengger diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Sunan kalijaga menggunakan Tari Lengger sebagai salah satu sarana untuk mengajarkan agama Islam. Sama seperti tari tradisional lainnya, Tari Lengger juga diiringi alunan musik dari alat musik tradisional seperti gambang, saron, kendang, gong, dan lainnya.

Tari Lengger juga berkembang di daerah Banyumas, Jawa Timur. Tari Lengger khas Banyumasan ini kerap disebut sebagai Tari Lengger Lanang. Kata Lengger dalam Tari Lengger khas Banyumas ini  memiliki banyak arti.

Salah satunya menyebutkan kata Lengger berasal dari kata ‘le’ yang berarti anak laki-laki dan ‘ger’ yang berarti geger atau ramai. Menurut Jurnal Pantun Volume 1 Nomor 2 yang ditulis Sugeng Iman Hartanto, Tari Lengger Banyumas memiliki beberapa pengertian. Pertama Lengger merupakan istilah yang terdiri dari gabungan beberapa kata, yakni kata “Darani Léng Jêbulé Jénggér”.

Kalimat tersebut bila diartikan memiliki makna “dikira wanita ternyata laki-laki”. Maksud dari pengertian ini berkaitan dengan sejarah para penari Lengger. Dulunya Tari Lengger Banyumas hanya dimainkan oleh laki-laki saja, mereka juga berdandan layaknya seorang wanita.

Tujuannya untuk mengelabui para lelaki hidung belang, khususnya para antek-antek atau kompeni. Tindakan tersebut merupakan bentuk tipu muslihat yang dilakukan oleh para pejuang atau pemuka agama. Mereka tidak suka melihat perilaku tak senonoh yang dilakukan oleh para penjajah beserta antek-anteknya.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...