Rekomendasi Vitamin Untuk Ibu Menyusui Agar Ibu dan Bayi Sehat


Sebagai seorang ibu yang sedang menyusui, tubuh Anda bekerja ekstra keras untuk memberikan nutrisi terbaik melalui ASI. Tapi, apakah Anda sudah memastikan kebutuhan vitamin Anda terpenuhi? Vitamin tidak hanya penting untuk kesehatan Anda, tetapi juga memengaruhi perkembangan si kecil.
Kehamilan dan menyusui adalah periode di mana kebutuhan nutrisi meningkat, terutama karena ibu tidak hanya makan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mendukung perkembangan janin dan bayi melalui ASI. Menurut USDA Dietary Guidelines for Amerincans 2020-2025, ibu menyusui membutuhkan tambahan kalori dan nutrisi, termasuk vitamin, untuk menjaga kesehatan dan produksi ASI yang optimal. Vitamin memainkan peran kunci dalam menjaga imunitas, perkembangan saraf bayi, dan kesehatan tulang ibu.
Vitamin seperti A, C, D, dan kelompok B sangat krusial. Misalnya, vitamin D membantu penyerapan kalsium untuk tulang kuat, sementara folat dan B12 mendukung perkembangan saraf bayi. Kebutuhan harian vitamin sering meningkat selama menyusui, dan kekurangan bisa berdampak pada keduanya. Berdasarkan data dari Institute of Medicine (IOM), berikut adalah detail vitamin penting selama menyusui:
Vitamin A
Penting untuk penglihatan, imunitas, dan kesehatan kulit. Dosis harian yang direkomendasikan untuk ibu menyusui adalah 1,300 mcg RAE, lebih tinggi dari 900 mcg untuk wanita non-menyusui. Sumber utama termasuk hati, ubi jalar, wortel, dan sayur hijau seperti bayam dan kale. Perhatikan, overdosis vitamin A dari suplemen bisa toksik, jadi batasi asupan suplemen.
Vitamin C
Berfungsi sebagai antioksidan, mendukung penyerapan zat besi, dan penting untuk jaringan ikat. Dosis harian yang direkomendasikan meningkat menjadi 120 mg selama menyusui, dibandingkan 90 mg untuk wanita non-menyusui. Sumbernya meliputi jeruk, stroberi, paprika, dan brokoli. Ibu perokok mungkin membutuhkan lebih banyak, tetapi ini bukan fokus utama selama menyusui.
Vitamin D
Krusial untuk kesehatan tulang dan penyerapan kalsium. Dosis harian yang direkomendasikan tetap 600 IU (15 mcg) untuk wanita dewasa, termasuk selama menyusui. Namun, banyak ibu kekurangan karena paparan sinar matahari terbatas, sehingga suplemen sering direkomendasikan. Sumber makanan termasuk ikan berlemak seperti salmon, susu fortifikasi, dan kuning telur. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) on Vitamin D Supplementation, bayi menyusui juga disarankan suplemen vitamin D 400 IU per hari mulai lahir, menunjukkan pentingnya status vitamin D ibu.
Folat (Vitamin B9)
Penting untuk pertumbuhan sel dan sintesis DNA, terutama untuk perkembangan bayi. Dosis harian yang direkomendasikan selama menyusui adalah 500 mcg DFE, sama dengan selama kehamilan dan lebih tinggi dari 400 mcg untuk wanita non-hamil. Sumbernya termasuk sayur hijau, kacang-kacangan, biji-bijian fortifikasi, dan jeruk. Kekurangan folat bisa berdampak pada perkembangan bayi, jadi pastikan asupan cukup.
Vitamin B12
Mendukung fungsi saraf dan pembentukan sel darah. Dosis harian yang direkomendasikan meningkat menjadi 2,8 mcg selama menyusui, dari 2,4 mcg untuk wanita non-menyusui. Sumber utama adalah produk hewani (daging, ikan, telur, susu) dan makanan fortifikasi untuk vegetarian. Kekurangan B12, terutama pada ibu vegan, bisa berisiko untuk bayi, sehingga suplemen mungkin diperlukan.
Vitamin B6
Berperan dalam metabolisme protein dan sintesis neurotransmitter. Dosis harian yang direkomendasikan selama menyusui adalah 2,1 mg, sedikit lebih tinggi dari 2,0 mg untuk wanita non-menyusui. Sumbernya meliputi daging, ikan, unggas, kentang, pisang, dan sereal fortifikasi. Beberapa obat bisa mengganggu penyerapan B6, jadi konsultasikan dengan dokter jika menggunakan obat tertentu.
Vitamin A, C, D, folat, B12, dan B6 sangat penting untuk ibu menyusui, dengan kebutuhan harian yang sering meningkat. Dapatkan dari makanan sebisa mungkin, tetapi jangan ragu konsultasi dokter untuk suplemen jika diperlukan, terutama untuk vitamin D dan B12. Dengan perhatian pada nutrisi, Anda tidak hanya menjaga kesehatan diri, tetapi juga memberikan yang terbaik untuk perkembangan bayi. Jika ragu, jangan sungkan mencari saran dari ahli gizi atau dokter untuk panduan personal.