5 Rekomendasi Wisata Majene di Sulawesi Barat

Tifani
Oleh Tifani
16 September 2022, 10:57
wisata Majene
Dok. Dinas Pariwisata Kabupaten Majene, Sulawesi Barat
Ilustrasi, Pantai Dato, yang merupakan salah satu destinasi wisata Majene, Sulawesi Barat.

Kabupaten Majene merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir Barat Provinsi Sulawesi Barat. Sebagian besar penduduk Majene merupakan Suku asli Sulbar, Suku Mandar.

Secara geografis Kabupaten Majene memiliki kontur wilayah seperti palung, sehingga kawasan ini memiliki bentang alam pegunungan dan lembah sekaligus. Pesona alam daerah ini lah yang menjadi daya tarik wisata Majene.

Meski potensi wisata Majene belum dikenal secara luas oleh para wisatawan, pesonanya tetap layak menjadi salah satu rekomendasi destinasi berlibur.

Dilansir dari laman dispar.sulbarprov.go.id, berikut rekomendasi destinasi wisata Majene untuk wisatawan.

1. Pantai Dato

Pantai Dato pertama kali dibuka pada tahun 1998. Pantai ini berada di Dusun Pangale, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur. Daya tarik pantai ini adalah keberadaan pasir putih dan pemandangan batuan karang. Di sepanjang garis pantainya, para wisatawan dapat menemukan kepiting, kerang, dan hewan laut kecil.

Dengan perairan lepas pantai yang cenderung tenang dan dangkal, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di pantai ini mulai dari bermain pasir, berenang, memancing, dan menyelam. Di dalam air ada terumbu karang yang masih terjaga dengan baik.

Di kawasan wisata Majene ini, para wisatawan juga dapat mencicipi kuliner khas Majene yaitu ikan terbang dan ikan seribu. Bahkan, jika wisatawan berkunjung ke Pantai Dati pada bulan Agustus hingga September, akan berkesempatan menyaksikan ajang Sandeq Race atau balapan perahu khas Mandar.

2 Makam Raja-raja Banggae

Makam Raja-raja Banggae berada di Jalan Ondongan, Kampung Pangali-ali, Kecamatan Banggae. Keberadaan area pemakaman ini bisa menjadi bukti eksistensi peradaban Suku Mandar. Kompleks ini merupakan pemakaman bagi raja atau mara’dia dan anggota hadat Banggae.

Kemunculan hadat Banggae sendiri diperkirakan pada masa pemerintahan Daenta Melanto (Mara’dia Banggae II) saat bergabungnya Totoli kedalam kerajaan Banggae.

Secara keseluruhan ada 471 makam di kompleks seluas 1,6 hektare tersebut dan ini menjadikannya sebagai kompleks makam adat terluas di Sulawesi Barat. Keunikan dari kompleks adat ini adalah pusaranya terbuat dari batu padas atau batu karang yang dipahat.

Bentuk pusara juga lebih besar dan disusun dari batu pahat sedemikian rupa dengan sistem kuncian yang tidak mudah terlepas. Pada pusara juga terdapat berbagai motif ukiran seperti kaligrafi, geometri, swastika, hiasan antropomorfis dengan motif manusia dan binatang, dan motif bunga.

Namun, di sana tidak ada prasasti atau petunjuk tulisan yang menjelaskan siapa yang dimakamkan beserta waktunya.

3. Buttu Pattumea

Buttu Pattumea merupakan destinasi wisata yang memiliki perpaduan keindahan alam pegunungan dan sejarah. Objek wisata satu ini ada di Dusun Timbogading, Desa Betteng, Pamboang atau sekitar 22km dari pusat kota Majene. Untuk akses ke Buttu Pattumea dapat ditempuh melewati Jalan trans Sulawesi menuju Pasar Pamboang di Desa Tinambung sampai ke Desa Betteng.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...