Menilik Senyawa Gas Air Mata Kedaluwarsa yang Membuatnya Tetap Bahaya

Annisa Fianni Sisma
12 Oktober 2022, 15:13
gas air mata kedaluwarsa
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi, aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Beredar klaim bahwa gas air mata kedaluwarsa digunakan pada tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Mengutip Antara, Senin (10/10), Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo. menyampaikan, bahwa menurut ahli gas air mata kedaluwarsa tidak mematikan, karena efeknya sudah berkurang.

Berkaitan dengan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang tersebut, tentu menarik jika membahas tentang bahaya gas air mata kedaluwarsa.

Gas air mata pada umumnya digunakan untuk meredam dan membubarkan massa. Mengutip nationalgeographic.grid.id, gas air mata menimbulkan reaksi terbakar yang luar biasa pada saluran pernafasan, mata, kulit, dan organ tubuh lainnya.

Terdapat tiga jenis gas air mata yang digunakan secara umum, antara lain chlorobenzylidenemalononitrile (CS), gas chloroacetophenone (CN), dan semprotan merica atau pepper spray. Semprotan merica, pada umumnya digunakan untuk pertahanan individual.

Cara kerja gas air mata, adalah dengan mengiritasi selaput lendir pada mata, hidung, paru-paru dan mulut. Rasa terbakar yang luar biasa itu akan terasa hingga sekitar 30 menit setelah terpapar.

Selain rasa terbakar, gas air mata dapat menyebabkan nyeri dada, iritasi kulit, sesak nafas, dan produksi air liur yang berlebihan. Jika terlalu banyak terpapar gas air mata, maka mampu berdampak pada sistem pencernaan seperti diare dan muntah.

Kandungan dan Bahaya Gas Air Mata Kedaluwarsa

Gas air mata memang memiliki jangka waktu penggunaannya, atau periode kedaluwarsa . Meski demikian, secara umum gas air mata, baik yang kedaluwarsa maupun tidak, tetap berbahaya bagi tubuh.

Komponen atau kandungan gas air mata kedaluwarsa akan terurai dengan cepat menjadi senyawa yang lebih sederhana. Terurainya partikel ini menjadi senyawa yang lebih sederhana, diduga membuat efekivitas pun menurun.

Namun, menurut Dosen Kimia Simon Bolivar University Monica Krauter, hal tersebut tidak benar. Kesimpulan ini ia dapatkan melalui penelitian yang ia lakukan, terkait penggunaan gas air mata saat aksi unjuk rasa di Venezuela pada 2014 lalu. Di antara semua kaleng gas air mata yang terkumpul, terdapat 72% yang telah kedaluwarsa .

Ia menjelaskan, gas air mata kedaluwarsa memiliki tiga kandungan senyawa, yakni gas sianida, fosgen, dan nitrogen. Senyawa tersebut tidak berarti berkurang efektivitasnya, melainkan membuat gas air mata menjadi lebih berbahaya, daripada ketika sebelum kedaluwarsa.

Berikut penjelasan senyawa apa saja yang terdapat dalam gas air mata kedaluwarsa, yang membuatnya tetap berbahaya.

1. Gas Sianida

Sianida merupakan senyawa yang bersifat racun bagi tubuh manusia. Gas sianida dalam jumlah kecil, memang mampu larut dengan mudah oleh selaput lendir.

Namun, jika terpapar gas sianida dalam jumlah yang cukup tinggi, maka sel tubuh akan kesulitan mendapatkan oksigen (O2) dan bekerja sesuai fungsinya. Komponen sianida dalam gas air mata kedaluwarsa tersebut juga mampu merusak berbagai organ tubuh.

2. Fosgen

Fosgen merupakan gas yang paling berbahaya, yang terkandung dalam gas air mata. Fosgen dalam militer disebut juga dengan CG.

Gas ini tidak berwarna dan berbau, sehingga sulit dideteksi. Fosgen mampu menyebabkan iritasi, batuk parah, sesak nafas, dan bahkan gangguan fungsi jantung ketika berinteraksi dengan tubuh.

Dilansir dari emergency.cdc.gov, fosgen merupakan bahan kimia utama untuk membuat plastik dan pestisida. Pada suhu sekitar 70 derajat Fahrenheit (0F) atau 21 derajat celcius (0C) fosgen mampu menjadi racun. Senyawa ini, dapat mengiritasi kulit, mata, tenggorokan, paru-paru, dan hidung.

3. Nitrogen

Nitrogen merupakan gas yang menyusun 78% atmosfer bumi. Namun, gas ini hanya aman jika bercampur dengan O2 dalam ukuran tertentu. Jika gas nitrogen murni tidak sesuai ukuran, maka dapat berbahaya dan menghambat fungsi oksigen dalam tubuh.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement