Memahami Fungsi, Jenis, dan Contoh Soal Jangka Sorong
Ada banyak sekali jenis alat ukur yang bisa digunakan. Salah satunya adalah, jangka sorong, yang dapat digunakan untuk mengetahui panjang, diameter luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu.
Namun, tidak seperti alat ukur lainnya, alat ciptaan dari Pierre Vernier ini lumayan sulit digunakan sehingga memerlukan latihan agar bisa mengukur dengan tepat.
Salah satu latihan yang bisa dilakukan adalah dengan mengerjakan latihan soal. Namun sebelum itu, simak penjelan tentang fungsi dan jenis jangka sorong agar lebih meemahami aalat ukur ini.
Fungsi Jangka Sorong
Pada umumnya, jangka sorong merupakan alat ukur yang digunkan untuk mengukur kedalaman benda dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Tidak hnya itu, jangka sorong juga memiliki banyak fungsi lain yang bisa Anda simak di bawah ini.
- Mengukur sebuah benda dari sisi luar dengan cara dijepit.
- Mengukur kedalaman celah atau lubang suatu benda dengan cara menancapkan atau menusukan bagian alat ukur ke dalamnya.
- Mengukur ketebalan sebuah bentuk benda.
- Mengukur diameter dalam bentuk benda dengan menggunakan rahang tetap dan rahang geser atas.
- Mengukur kedalaman sebuah bentuk benda dengan menggunakan tangkai ukur bagian bawah, Biasanya fungsi ini diterapkan untuk mengukur kedalaman tabung lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang memiliki ukuran relatif kecil.
Jenis Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki berbagai jenis yang bisa Anda gunakan sesuai kebutuhan. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis jangka sorong yang bisa dijadikan referensi.
1. Jangka Sorong Analog atau Manual
Jangka sorong manual biasanya digunakan untuk praktikum di laboratorium. Karena masih manual, Alat ini lumayan sulit digunakan sehingga membutuhkan ketelitian yang tinggi saat menggunakannya. .
Selain itu, Anda perlu menghitungnya terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.
2. Jangka Sorong Digital
Jenis jangka sorong ini sulit ditemukan di laboratorium sekolah karena harganya lebih mahal daripada jenis yang manual. Namun, alat ini akan sangat mempermudah dan mempercepat saat mengukur benda-benda khususnya dalam jumlah yang banyak.
Selain iu, alat ini juga memiliki layar yang dapat menampilkan nilai dari ukuran benda yang telah diukur. Dengan demikian, tidak harus menghitungnya secara manual karena alat ini akan menghitungnya secara otomatis
3. Jangka Sorong Arloji atau Jam
Untuk membaca jenis jangka sorong ini, Anda bisa menggunakan jarum ukuran analog yang tertempel di bagian mukanya atau stopper. Selain itu, jangka jenis ini juga menggunakan jam ukur sebagai ganti skala nonius saat menginterpolasikan garis indeks terhadap skala batang ukur.
4. Jangka Sorong Ketinggian
Jangka sorong jenis ini biasa digunakan untuk mengukur ketinggian. Jangka sorong ketinggian memiliki rahang ukur yang bergerak secara vertikal pada berskala tegak lurus dengan landasannya.
Alasan kenapa rahang ukurnya sejajar adalah agar garis tegak ukur tegak lurus dengan permukaan dimana landasanya diletakkan. Oleh karena itu, alat ini membutuhkan permukaan acuan yang rata saat digunakan misalnya permukaan meja yang rata.
Contoh Soal Jangka Sorong
Setelah mengetahui fungsi dan jenisnya, Anda bisa meningkatkan kemapuan mengukur Anda dengan jangka sorong melalui latihan. Berikut ini enam contoh soal jangka sorong yang diambil dari berbagai sumber untuk bahan latihan Anda.
Contoh Soal 1
Tentukan hasil pengukuran pada gambar diatas dalam satuan centimeter.
Pembahasan:
Pembacaan skala utama= 10 cm (angka 10 persis berseberangan dengan angka nol pada skala vernier disebelah kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius= 0,02 cm (garis kedua setelah nol pada skala vernier tepat lurus dengan garis diatasnya).
Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas = 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm
Atau 100,2 mm.
Contoh Soal 2
Suatu baut panjangnya diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan skala utama centimeter seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Tentukan hasil perhitungan akhir dari pengukuran diatas dalam satuan milimeter.
Pembahasan:
Pembacaan skala utama= 1,1 cm atau 11 mm (terdapat satu garis setelah angka 1 pada skala utama yang persis berseberangan dengan angka nol pada skala vernier disebelah kanannya).
Pembacaan skala vernier/ skala nonius= jika dilihat dengan seksama, garis pada skala vernier yang tepat lurus dengan garis diatasnya merupakan garis antara 6 dan 7. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,65 mm.
Didapat, hasil pengukuran panjang baut adalah 11 mm + 0,65 mm = 11,65 mm
Atau 1,165 cm.
Contoh Soal 3
Sebuah batu bata diukur ketebalannya menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran menunjukkan skala seperti pada pada gambar. Berapakah tebal batu bata tersebut?
Pembahasan:
Skala utama = 5,1cm
Skala vernier= 5 x 0,01 = 0,05 cm
Tebal Bata= 5,1 cm + 0,05 cm = 5,15cm
Jadi, tebal batu bata tersebut adalah 5,15cm.
Contoh Soal 4
Rudi mengukur diameter sebuah pipa menggunakan jangka sorong dengan hasil pengukuran sebagai berikut. Berapakah panjang diameter pipa tersebut?
Pembahasan:
Skala vernier= 3 x 0,01 = 0,03 cm
Diameter Pipa= 4,1 cm + 0,03 cm = 4,13cm
Jadi, panjang diameter pipa tersebut adalah 4,13cm.
Contoh Soal 5
Suatu balok kayu diukur menggunakan jangka sorong dengan hasil pengukuran seperti gambar di bawah. Berapa tebal balok kayu tersebut ?
Pembahasan:
Skala utama = 7,2 cm
Skala vernier= 12 x 0,01 = 0,12cm
Tebal Balok= 7,2 cm + 0,12 cm = 7,32cm
Jadi, tebal balok kayu tersebut adalah 7,32cm.
Contoh Soal 6
Di atas merupakan hasil pengukuran diameter dari sebuah gelas. Berapa mm hasil pengukuran yang telah dilakukan?
Pembahasan:
Skala utama = 1,1 cm
Skala nonius = 0,065 cm
Hasil pengukuran = 1,1 cm + 0,065 cm = 1,165 cm atau 11,65 mm
Itulah enam contoh soal jangka sorong yang bisa diadikan latihan agar kemampuan mengukur semakin meningkat. Selain itu, dengan latihan soal ini Anda juga bisa lebih memahami pengunaan jangka sorong.