Rumus Debt to Equity Ratio dan Cara Membaca Hasilnya

Tifani
Oleh Tifani
14 November 2022, 12:55
rumus debt to equity ratio
Katadata
Ilustrasi, menghitung DER perusahaan.

Tidak hanya melalui hasil penjualan dan kualitas SDM-nya, identifikasi kesehatan suatu perusahaan juga dapat dilihat dari laporan keuangan internal. Sebab, Laporan keuangan akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Salah satu aspek dari laporan keuangan yang perlu dipahami, adalah debt to equity ratio (DER). Secara umum, DER merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin rendah rasio DER, maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi semua kewajibannya.

Advertisement

Singkatnya, DER adalah indikator untuk melihat sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Rasio DER juga sering dikenal sebagai rasio leverage atau rasio pengungkit. Sedangkan rasio pengungkit yaitu rasio yang digunakan untuk melakukan pengukuran dari suatu investasi yang terdapat di perusahaan.

Rumus Debt to Equity Ratio

Dikutip dari laman accurate.id, begini cara menghitung Debt to Equity Ratio yang memerlukan rumus tersendiri. Rumusn DER adalah:

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas

Dengan catatan:

  • Utang atau yang disebut dengan liabilitas adalah kewajiban yang harus dibayar perusahaan secara tunai kepada pihak pemberi utang dalam jangka waktu tertentu. Dilihat dari jangka waktu pelunasannya, utang dibagi menjadi kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan kewajiban lain-lain.
  • Ekuitas atau equity adalah hak milik perusahaan atas aset atau aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih. Ekuitas terdiri atas setoran pemilik perusahaan dan sisa laba ditahan.

Kewajiban lancar atau utang lancar adalah bentuk kewajiban yang lebih bersifat jangka pendek, dan cenderung masih dianggap suatu hal yang biasa. Umumnya, utang lancar merupakan utang perusahaan yang lebih menyangkut tentang kegiatan operasional perusahaan dan bersifat jangka pendek, seperti utang pada pihak supplier, membayar gaji, atau utang pembelian suatu alat untuk memenuhi kegiatan produksi.

Kewajiban jangka panjang adalah jenis utang yang termasuk berbahaya dan ada baiknya dihindari oleh pihak perusahaan. Umumnya, utang jangka panjang memiliki nominal dan bunga yang besar, seperti pinjaman dari bank atau pihak lain.

Saat kewajiban lancar ternyata lebih besar daripada kewajiban panjang, maka hal tersebut masih bisa dianggap wajar. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka hal tersebut bisa menjadi tanda perusahaan yang tidak sehat.

Bila kewajiban jangka panjang lebih besar nilainya daripada kewajiban lancar, maka ancaman yang akan terjadi pada perusahaan adalah adanya gangguan likuiditas.

Cara Membaca DER Perusahaan

Berikut ini adalah cara membaca rasio DER, agar dapat mengetahui apakah hasil penghitungan DER tersebut masuk ke dalam kategori baik atau tidak bagi perusahaan.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement