Khutbah Idul Adha 2023, Memahami Makna Ibadah Qurban
Khutbah Idul Adha disampaikan menjelang pelaksanaan shalat Idul Adha. Oleh sebab itu, isi atau gagasan khutbah pun harus penuh makna, hikmah, serta pelajaran yang dapat dipahami jemaah.
Hari Raya Idul Adha merupakan hari yang istimewa bagi setiap muslim. Hari itu berkaitan dengan rasa kemanusiaan, kepedulian satu sama lain, keikhlasan, kesabaran, dan lain sebagainya.
Berkenaan dengan itu, menarik menyampaikan khutbah Idul Adha berupa makna Qurban. Simak contoh khutbah Idul Adha tersebut dalam uraian berikut.
Contoh Khutbah Idul Adha 2023: Memahami Makna Ibadah Qurban
“Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Selamat pagi, para jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT. Alhamdulillah kita diberikan kesempatan untuk berkumpul melaksanakan ibadah shalat Idul Adha di hari yang indah ini.
Setelah shalat, pada umumnya kita akan melaksanakan penyembelihan hewan Qurban. Namun, tentu sebagai umat yang berakal budi, kita wajib mengetahui apa makna mendasar yang dapat diambil dari pelaksanaan ibadah tersebut.
Tujuan dari pemaknaan ini adalah agar kita mengetahui hakikat pelaksanaan Qurban, termotivasi melaksanakan ibadah Qurban, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal inis selaras dengan Q. S. Al-Kautsar ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Artinya: "Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah."
Qurban adalah ibadah yang dilakukan dengan menyembelih hewan seperti sapi, domba, kambing atau kerbau. Ibadah ini menggambarkan keikhlasan, pengabdian, penghormatan, ketaatan seorang muslim.
Dasar hukum pelaksanaan Qurban yakni dari ayat tersebut dan kisah Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS menunjukkan kepatuhannya kepada Allah SWT dan namanya disanjung hingga kini.
Hikmah pelaksanaan Qurban adalah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Setiap muslim yang diberikan rezeki berlimpah hendaknya bersyukur dan bersedekah.
Selain itu, Qurban juga merupakan perwujudan solidaritas sosial umat manusia. Pasalnya, Qurban tidak hanya dinikmati oleh orang muslim, tetapi juga non muslim.
Setiap orang juga menjadi peduli dengan orang lain. Ikatan sosial antar sesama muslim maupun manusia pada umumnya pun menjadi lebih kuat.
فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
Artinya: “Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (QS. al-Hajj, 22:28)
Hakikat atau makna pelaksanaan Qurban berikutnya juga berasal hewan Qurban itu sendiri. Hewan Qurban yang disembelih harus tetap diperlakukan dengan baik.
Sembelihlah dengan mengucapkan nama Allah SWT dan menggunakan pisau yang tajam agar tidak tersiksa. Hal ini selaras dengan hadis riwayat Imam Muslim yakni sebagai berikut:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدَكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu. Apabila kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Apabila kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik dan hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.”
Berikutnya, pelaksanaan Qurban juga merupakan perwujudan langkah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap orang yang berQurban, artinya ia mengorbankan hal yang berharga demi mendapat ridho Allah SWT. Ia pun diwajibkan untuk ikhlas agar mendapatkan ridho tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadis berikut:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا، وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: "Tidak ada amalan yang dilakukan oleh manusia pada hari Nahr yang lebih dicintai oleh Allah selain daripada mengucurkan darah (hewan kurban). Sesungguhnya, ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya."
Hukum Qurban adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW selalu melaksanakan Qurban sejak disyariatkannya hingga wafat.
Keutamaan Qurban selain hal-hal di atas yakni karena sangat dicintai Allah SWT. Berikut ini hadis yang menyebutkannya:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا، وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: “Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibnu Majah: 3117)
Demikian khutbah Idul Adha yang dapat kami sampaikan. Semoga bapak/ibu/saudara sekalian dapat memetik makna dan manfaat dari pelaksanaan ibadah Qurban.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Terima kasih banyak atas waktunya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”