Tiga Startup Lokal Beri Tips Bangun Perusahaan Agar Sukses
Tiga perusahaan rintisan (startup) lokal di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), gim dan keuangan digital (fintech) membagi tips untuk membangun perusahaan agar sukses. Mereka adalah Kata.ai, Agate, dan Investree yang punya tips sesuai bidangnya masing-masing.
CEO dan Co-Founder Kata.ai Irzan Raditya mengatakan, perusahaan yang bergerak dibidang AI akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Ia menjelaskan, seperti pada riset McKinsey tahun 2018 yang menyebutkan bahwa teknologi AI dapat memberikan sumbangsih sebesar USD 3 triliun bagi pasar ekonomi global pada 2030.
Irzan mengatakan, untuk menjadi bagian dari perusahaan AI yang berhasil, terdapat lima tips sukses dari pengalaman perusahaannya yang ia sebut sebagai 5P. Di antaranya passion, people, purpose, product, dan profit. “Kita pun sebenarnya masih belajar sampai sekarang, tapi dari 5P itu kami belajar untuk menjadi berhasil,” ujar Irzan di Kantor Wantiknas, Rabu (24/4).
(Baca: Gim DreadOut 2 Berkolaborasi dengan Brand Tas Lokal Eiger)
Ia menjelaskan, pada poin mengenai passion, berkaitan erat dengan hal yang diminati oleh pemilik perusahaan. Menurutnya, hal itu tak hanya berkaitan dengan passion di bidang industri yang diminati saja, tetapi juga passion dalam membangun bisnis perusahaan.
Poin kedua, people, menurutnya adalah bekerja bersama orang-orang yang tepat dengan visi yang sama di dalam perusahaannya. Dengan begitu, perusahaan akan tumbuh dengan baik bersama orang-orang yang tepat.
Poin ketiga purpose, hampir sama dengan dengan poin sebelumnya. Namun, poin ini lebih berfokus dengan tujuan atau visi perusahaan yang akan dituju. Poin keempat, product, yakni berfokus dengan produk apa yang akan dikembangkan oleh perusahaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh pasar.
Terakhir, profit. Menurur Irzan, keuntungan bukanlah selalu menjadi hal yang utama dalam sebuah perusahaan. Sebab, dalam membangun sebuah perusahaan, keuntungan bisa diraih suatu saat nanti ketika perusahaan sudah mampu untuk menghasilkan keuntungan.
Apalagi, kini menurutnya, sudah banyak perusahaan yang bersedia untuk melakukan investasi dengan menyalurkan pendanaan ke berbagai startup dan membantu mereka untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
(Baca: Deretan Perempuan di Jajaran Pimpinan Startup Indonesia)
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Agate Arief Widhiyasa mengatakan, pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi 5 besar pasar gim dunia sebesar US$ 4,3 miliar. Menurutnya, meski saat ini Indonesia masih berkompetisi dengan pasar gim global, namun ia optimistis hal tersebut dapat terwujud.
Menurutnya, ada dua tips untuk menjadi perusahaan gim yang sukses, yakni purpose dan value. Ia melanjutkan, purpose atau tujuan perusahaan menjadi hal yang penting dalam perusahaan.
Ia mengumpamakan, sebuah organisasi bagai sebuah kapal yang harus jelas arah berlayarnya, khususnya para penumpang kapal tersebut yang ia ibaratkan sebagai anggota tim perusahaan. “Jadi seluruh tim di perusahaan harus sejalur dengan tujuan kita, itu yang paling utama,” ujarnya.
Selanjutnya, yakni value. Arief menjelaskan, value atau nilai yang ditanamkan di perusahaan juga menjadi yang utama. Ia mengibaratkan, value sebagai fondasi yang penting dalam perusahaan layaknya saat ingin membangun rumah. Sebab menurutnya, dengan nilai itu menjadi ciri khas suatu perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain meski sudah berjalan puluhan hingga ratusan tahun.
(Baca: Coca-Cola dan Modal Ventura Australia Rilis Program Akselerasi Startup)
Sementara itu, Chief of Sales Investree Salman Baharuddin mengatakan bahwa pertumbuhan fintech pinjam-meminjam (lending) di Indonesia juga berkembang. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga 1 Februari 2019 terdapat 99 fintech lending yang terdaftar di lembaganya.
Salman mengatakan, untuk menjadi fintech lending yang sukses, faktor people menjadi hal yang paling penting. Menurutnya, orang yang berada di belakang perusahaan alias pendiri perusahaan adalah orang yang memiliki pengalaman di bidang tersebut. "Khususnya di sektor keuangan, pengalaman itu menjadi hal yang penting dalam membangun perusahaan," ujarnya.