Singapura Keluar dari Resesi, Ekonomi Kuartal I Tumbuh 0,2%
Ekonomi Singapura tumbuh positif untuk pertama kalinya sejak Pandemi Covid-19 merebak. Negeri jiran ini tumbuh 0,2% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mengutip Reuters, Analis yang disurvei memperkirakan ekonomi Singapura pada tiga bulan pertama tahun ini negatif 0,2%. Ini merupakan pertama kalinya ekonomi Singapura tumbuh positif secara tahunan sejak kuartal IV 2019, mengeluarkan ekonomi negara ini dari jurang resesi.
Pemerintah Singapura mencatat, ekonomi secara kuartalan tumbuh 2%. Negara ini berhasil mngendalikan penyebaran lokal dan melaksanakan vaksinasi. Kini, ekonomi Singapura berada dalam jalur pemulihan setelah resesit terburuk pada tahun lalu.
Para analis mengatakan permintaan eksternal dan pembukaan kembali perbatasan internasional adalah kunci pertumbuhan. "Pemulihan permintaan domestik menguat jauh lebih kuat dari yang kami perkirakan," kata Lee Ju Ye, ekonom Maybank Kim Eng.
Dia mengatakan ada kemungkinan kecil bank sentral mengetatkan kebijakan berikutnya pada Oktober jika pemulihan mendapatkan momentum dan inflasi meningkat.
Bank Sentral Singapura mempertahankan kebijakan moneternya pada Rabu (14/4). Mereka menyatakan sikap akomodatif tersebut sejalan dengan prospek inflasi yang rendah dan ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) lebih optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Bank sentral memperkirakan ekonomi Singapura akan melebihi batas atas proyeksi pertumbuhan pemerintah sebesar 4% hingga 6% kecuali ada kemunduran pada pemulihan ekonomi global.
Meski demikian, MAS mengingatkan sektor-sektor yang paling parah terkena krisis akan terus menghadapi kekurangan permintaan yang signifikan.
"Karena inflasi inti diperkirakan akan tetap rendah tahun ini, MAS menilai bahwa sikap kebijakan yang akomodatif tetap sesuai," kata bank sentral dalam pernyataannya.
Dolar Singapura menguat 0,2% setelah keputusan bank sentral dan rilis data produk domestik bruto (PDB) yang lebih baik dari perkiraan.
Bank sentral memperkirakan inflasi inti akan naik secara bertahap selama sisa tahun ini dan mencapai 0% –1% pada 2021. Namun, MAS menaikkan kisaran perkiraannya untuk inflasi utama menjadi 0,5-1,5% dari −0,5-0,5% sebelumnya.