Para Mendag G20 Komitmen Pulihkan Ekonomi Dunia Akibat Pandemi
Menteri Perdagangan (Mendag) negara-negara anggota G20 bertekad untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Komitmen ini dituangkan dalam pernyataan bersama para menteri sebagai hasil pertemuan ‘G20 Trade and Investment Ministers’ Meeting (TIMM), di Sorrento, Italia pada Selasa (12/10) lalu.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pertemuan G20 TIMM kali ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengajak dunia pulih dan bangkit bersama dari pandemi Covid-19. Semangat ini menjadi misi Indonesia pada Presidensi G20 tahun 2022 dengan tema utama 'Recover Together, Recover Stronger'.
"Para menteri perdagangan negara G20 sepakat untuk mengembalikan perdagangan sebagai mesin penggerak pemulihan ekonomi," kata Lutfi dalam keterangan resminya, Sabtu (16/10).
Indonesia siap memikul tanggung jawab sebagai presidensi G20 tahun 2022 serta melanjutkan kerja dan memastikan agar kita dapat pulih bersama dan pulih dengan kuat pada tahun depan.
Dalam pertemuan G20 TIMM ini, Lutfi juga mengutarakan bahwa upaya meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di era digital seperti saat ini sangat membutuhkan dukungan secara global. Dukungan global ini penting untuk menciptakan persaingan yang adil.
Ia mengungkapkan, sistem perdagangan internasional saat ini harus bersifat kolaboratif untuk menjamin kesejahteraan UMKM. Digitalisasi UMKM sangat bergantung pada inovasi dan teknologi yang umumnya tidak dimiliki negara berkembang seperti Indonesia.
"Tanpa adanya regulasi yang mumpuni di tingkat internasional, persaingan UMKM di era digital hanya menghasilkan ‘pemenang-pemenang’ yang justru mematikan usaha dan industri kecil nasional lainnya,” katanya.
Selain terkait dukungan kepada UMKM, Lutfi juga menekankan sistem perdagangan multilateral yang berkeadilan. Ia menegaskan, G20 memiliki kesempatan untuk menyerukan ketimpangan perdagangan internasional.
Kapasitas yang pincang antara kemampuan negara berkembang dan negara maju dalam memberikan dukungan di sektor pertanian dan perikanan menghasilkan persaingan yang tidak sehat. Menurutnya, G20 memiliki memiliki peran kunci untuk memberikan dorongan politis agar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dapat memberi ruang kebijakan bagi negara berkembang.
“Momentum reformasi WTO merupakan peluang, khususnya bagi negara berkembang, untuk menyuarakan permasalahan ketimpangan sistem perdagangan multilateral yang telah berlangsung lama," katanya.
Membuka pertemuan G20 TIMM, tuan rumah yaitu Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia Luigi Di Matteo, menggarisbawahi narasi bahwa tantangan pemulihan pertumbuhan ekonomi global akibat pandemi memerlukan aksi konkret dari seluruh anggota G20 di segala lini, termasuk kebijakan perdagangan dan investasi. Perdagangan merupakan salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif.
Italia sebagai Ketua G20 tahun 2021 memprioritaskan aksi kolektif di bidang perdagangan dan investasi yang d?dasarkan pada tiga pilar 3P (People, Planet, and Prosperity) sebagai tema besar Presidensi G20 tahun 2021, dengan fokus pembahasan pada isu pemulihan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
Untuk itu TIMM membahas beberapa topik terkait kebijakan perdagangan dan investasi, yaitu perdagangan dan kesehatan; perdagangan dan kelestarian lingkungan; partisipasi UMKM dalam perdagangan dunia; perdagangan jasa dan investasi; dukungan pemerintah khususnya di sektor industri; dan reformasi WTO.
Pembahasan difokuskan untuk menyepakati Ministerial Statement yang nantinya akan menjadi bagian dari komitmen G20 Rome Leaders’ Declaration.
Presidensi G20 Italia juga mengangkat permasalahan isu government support yang telah berkontribusi pada distorsi perdagangan global dengan penekanan pada beberapa sektor vital yang dipandang telah mendistorsi perdagangan global.
Adapun, pertemuan G20 TIMM ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan G20 menuju Pertemuan Puncak pada 30–31 Oktober 2021 mendatang di Roma, Italia.