Pemerintah Targetkan 113 Juta Orang Sudah Vaksinasi Lengkap Akhir 2021

Abdul Azis Said
7 Desember 2021, 13:43
vaksin, vaksin covid-19, vaksinasi covid-19, pandemi corona
ANTARA FOTO/Rahmad/foc.
Ilustrasi. IMF memprediksi dunia berpotensi menanggung kerugian akibat Produk Domestik Bruto (PDB) tergerus hingga US$ 5,3 triliun atau lebih dari Rp 75 kuadriliun dalam lima tahun ke depan jika ketimpangan vaksinasi belum teratasi.

Pemerintah akan menggenjot vaksinasi Covid-19 di sisa tiga pekan terakhir tahun ini. Hingga akhir tahun ini, pemerintah menargetkan terdapat 113 juta orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19, melampaui target WHO yakni 40% dari sasaran vaksinasi. 

"Indonesia saat sekarang sudah divaksinasi (dosis kedua) sekitar 37%, atau 99,6 juta orang, dan target kita di akhir tahun adalah 41,8% atau sekitar 113 juta jiwa," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/12).

WHO bersama tiga organisasi dunia lainnya yang terdiri atas Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membentuk gugus tugas untuk percepatan vaksinasi global. Dari hasil kasian yang dilakukan gugus tugas tersebut, setiap negara ditargetkan bisa mencapai vaksinasi lengkap 40% di akhir tahun ini dan 70% di paruh kedua tahun depan.

Airlangga mengatakan pemerintah juga akan mendorong pembahasan soal akselerasi vaksinasi ini dalam pertemuan Sherpa Meeting G20 Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, terdapat tiga topik prioritas, salah satunya terkait arsitektur kesehatan global.

Airlangga menjelaskan, Indonesia akan mendorong pembahasan terkait hak intelektual atas vaksin Covid-19. Pemerintah berharap Indonesia dan ASEAN dapat menjadi salah satu hub untuk produksi vaksin. Ini termasuk juga usulan agar di setiap 100 juta penduduk terdapat satu pusat produksi vaksin.

Pembahasan untuk mendorong keadilan akses vaksin ini diserukan, mengingat banyak negara berkembang dan miskin, terutama di Benua Afrika  yang masih memiliki akses yang terbatas terhadap vaksin. Rata-rata negara di Afrika baru mencapai vaksinasi lengkap 7% dari total populasinya. Oleh karena itu, Airlangga tidak heran mengapa varian baru Covid-19 Omicron muncul dari kawasan ini.

"Kita ketahui bahwa saat sekarang yang diangkat oleh variasi baru yaitu Omicron, dan Omicron ini menunjukkan adanya ketimpangan vaksin antara negara maju dan negara berkembang," kata Airlangga.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...