Pertemuan Pertama Forum Bisnis B20 Digelar, Apa yang Akan Dibahas?

Agustiyanti
27 Januari 2022, 20:36
B20, G20, KTT G20, KatadataG20, KTT G20 Bali
B20Indonesia.org
B20 Indonesia Chair Shinta Kamdani membuka pertemuan pertama forum B20 di Jakarta, Kamis (27/1).

Indonesia menggelar pertemuan pertama forum bisnis 20 atau B20, bagian dari perhelatan G20 pada Kamis (27/1). Forum ini dihadiri 2.000 anggota, 37% di antaranya merupakan pemimpin perempuan. 

"B20 berharap dapat merekomendasikan perubahan yang diperlukan, serta melaksanakan transformasi yang dipimpin swasta untuk memulihkan ekonomi lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan menyambut era new normal," ujar B20 Indonesia Chair Shinta Widjaja Khamdani dalam pembukaan Inception Meeting B20 di Jakarta. 

Shinta menjelaskan, penyelenggaraan B20 di bawah kepemimpinan Indonesia pada tahun ini memiliki tema “Advancing Innovative, Inclusive, and Collaborative Growth”. Tema yang selaras dengan G20 yakni Recover Together Recover Stronger diharapkan dapat mendorong dunia melalui transisi untuk keluar dari pandemi Covid-19. 

"Meski sudah ada perkembangan vaksin secara masif, tetapi perjuangan belum berakhir karena perekonomian global belum merata," katanya. 

Ia menjelaskan, terdapat tiga pilar utama yang diusung B20, yakni: 

  1.  Mendorong pemulihan dan pertumbuhan kolaboratif. 

    Dunia saat ini mengalami penurunan PDB sebesar 7% dan lebih dari 11,5 juta terjerumus dalam kemiskinan. "Kita perlu memulihkan kesehatan ekonomi dań memperbaiki arsitektur kesehatan global dengan memfasilitasi kerja sama lintas batas yang efektif," ujar Shinta.

  2. Mendorong ekonomi global yang inovatif.

    Shinta menilai, Covid-19 telah mempercepat digitalisasi usaha dan kehidupan sehari-hari. Namun, UMKM yang menggerakkan dunia masih mengalami tantangan untuk transformasi digital. Ia menilai layanan digital harus dipastikan dapat tersedia untuk semua orang.

  3. Menata masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.

    Pandemi telah menurunkan taraf hidup masyarakat secara umum. Namun, menurut Shinta, dampaknya kepada perempuan dan UMKM tidak proporsional. Ia menilai Hal ini sangat memprihatinkan.

Selain itu, menurut Shinta, dunia perlu memastikan pertumbuhan berkelanjutan dengan transisi energi. Investasi yang dibutuhkan untuk mendukung transisi energi ini mencapai US$ 5 triliun per tahun. Kemajuan signifikan, menurut dia, hanya akan terjadi melalui kolaborasi global.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...