Tanpa Tes Antigen dan PCR, Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Lebaran
Pemerintah akhirnya memperbolehkan mudik Lebaran di tengah tren penurunan kasus Covid-19 setelah dua tahun melarang aktivitas tersebut. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemudik yang sudah divaksinasi booster boleh melakukan perjalanan tanpa harus melakukan tes Covid-19.
"Silahkan mudik, tetapi pastikan sudah vaksinasi lengkap plus booster sehingga tidak perlu tes Covid-19. Kalau baru vaksinasi dua dosis, harus tes antigen," ujar Budi dalam konferensi pers, Rabu (23/3),
Adapun pemudik yang baru mendapatkan vaksinasi satu dosis, menurut Budi, harus memiliki hasil tes PCR jika ingin melakukan perjalanan.
Meski demikian, Budi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan akan menyediakan sentra-sentra vaksinasi di lokasi-lokasi angkutan Lebara yang dapat memfasilitasi calon pemudik untuk divaksinasi. Dengan demikian, pemudik tidak perlu lagi memiliki hasil tes Covid-19 jika sudah mendapatkan booster atau hanya perlu tes antigen jika sudah mendapatkan vaksinasi dua dosis di sentra vaksinasi tersebut.
"Jadi kami berikan alternatifnya, yakni melakukan vaksinasi di tempat yang disediakan," kata Budi.
Budi mengingatkan vaksinasi penting untuk mencegah penularan Covid-19. Apalagi saat mudik Lebaran, banyak masyarakat yang mengunjungi orang tua yang lebih rentan saat terinfeksi Covid-19. "Jangan sampai saat mudik, ini merugikan orang tua. Jadi kalau ingin mudik, sebaiknya vaksin booster lebih dahulu," ujarnya.
Di sisi lain, ia memperkirakan kasus Covid-19 tetap berpotensi meningkat usai Lebaran jika melihat tren yang terjadi sebelumnya. Namun, menurut Budi, lonjakan kasus tidak akan terjadi sepanjang tidak muncul varian baru.
Selain memperbolehkan mudik, Presiden Joko Widodo sebelumnya mengumumkan pelonggaran lainnya yakni mempernolehkanmasyarakat menggelar salat tarawih berjemaah di masjid saat bulan Ramadan. Namun, ia mengingatkan masyarakat perlu menjalankan protokol kesehatan demi mencegah penularan corona.
Di sisi lain, Jokowi juga melarang pejabat dan pegawai pemerintah menggelar buka puasa bersama dan open house. Ia berharap dengan kebijakan ini, tren kasus corona tetap dapat ditekan. Advertisement “Semoga ini bisa dipertahankan. Saya minta protokol kesehatan tetap jalan,tetap pakai masker, rajin cuci tangan, dan jaga jarak,” katanya.