Satu per Satu Pengembang Properti di Cina Gagal Bayar Utang
Pasar properti Cina kembali mendapatkan pukulan dari salah satu pengembang besar yang mengalami gagal bayar utang. Pengembang properti, Shimao Group melewatkan pembayaran bunga dan pokok obligasi luar negeri US$1 miliar yang jatuh tempo pada Minggu (4/7).
Ini adalah kegagalan pertama pengembang yang berbasis di Shanghai ini membayarkan utang luar negerinya. Berdasarkan data Revinitif, Shimao adalah pengembangan properti dengan penerbitan utang terbesar ke enam dengan nilai utang mencapai US$ 6,1 triliun.
Sektor properti Cina telah dilanda serangkaian gagal bayar utang. Salah satu yang mendapat sorotan besar adalah kegagalan China Evergrande Group, yang pernah menjadi pengembang terlaris di negara itu. Perusahaan ini kini menjadi properti dengan utang terbanyak dunia.
Total tiga dari lima emiten pengembang properti teratas di Cina, yakni Evergrande, Kaisa Group, dan Sunac China juga gagal membayar obligasi dolar mereka. Shimao menambah daftar panjang pengembang besar yang mengalami gagal bayar utang.
Shimao tidak dapat membayar utang senilai US$ 1,02 miliar, terdiri atas pinjaman pokok dan bunga kepada kreditur. Pengembang mengatakan, ketidakmampuan perusahaan membayarkan utang akibat dari ketidakpastian pasar atas pembiayaan kembali utang dan kondisi pendanaan yang menantang.
Pengembang juga belum menerima pemberitahuan percepatan pelunasan dari pemberi pinjaman. Ini menunjukkan bahwa kreditur belum bergerak untuk mengambil tindakan hukum.
Shimao mempekerjakan Admiralty Harbour Capital sebagai penasihat keuangannya dan Sidley Austin sebagai penasihat hukumnya untuk membantu menilai dan mencari cara mengelola krisis likuiditas.
Sementara itu, kreditur dari dua pinjaman sindikasinya telah setuju untuk memberi kesempatan kepada pengembang Cina yang kekurangan uang itu.
Shimao mengatakan telah menerima pemberitahuan tertulis tentang dukungan dari mayoritas pemberi pinjaman dari dua pinjaman sindikasi yang disepakati pada 2018 dan 2019. HSBC bertindak sebagai fasilitator utama untuk pinjaman mata uang keduanya.
Para kreditur, yang secara umum mendukung perusahaan untuk terus menjajaki kemungkinan kesepakatan dan implementasi potensi restrukturisasi dengan pemangku kepentingan terkait bersedia mengizinkan Shimao untuk terus menjalankan bisnis dengan gangguan minimum,
Shimao telah memperpanjang kewajiban utangnya di Cina dan melepaskan aset untuk mengumpulkan dana. Adapun penjualan kontraknya dalam lima bulan pertama turun 72% dari tahun lalu.