Waspadai Gejala Baru Omicron yang Sering Tak Disadari

Agustiyanti
31 Juli 2022, 12:22
omicron, subvarian baru omicron, BA.5, covid-19
ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nym.
Kasus Covid-19 kembali meningkat di Ilustrasi. Indonesia dengan rata-rata kasus harian kini sudah berada di atas 6.000 kasus akibat penyebarab subvarian baru Omicron.

Subvarian baru Omicron BA.5 dan BA.4 saat ini mendominasi kasus Covid-19 di dunia. Gejala yang ditimbulkan pun kini semakin berbeda dibandingkan saat virus ini baru menyebar. 

Penyebaran yang cepat dari varian baru Omicron mendorong kasus harian Covid-19 di AS kini mencapai di atas 100 ribu, salah satunya menyerang Presiden Joe Biden. Kasus Covid-19 juga meningkat di Indonesia dengan rata-rata kasus harian kini sudah berada di atas 6.000 kasus. 

Advertisement

Pejabat CDC sedang mempelajari gelombang saat ini, dengan hasil awal tentang bagaimana varian berdampak pada masalah seperti kemanjuran vaksin. CDC juga mempelajari data dari negara lain yang telah selamat dari gelombang kasus dari BA.5 dan kerabat dekatnya BA.4 sehingga memberikan petunjuk tentang apa yang akan datang.

Bagaimana pun, sifat pandemi telah berubah, dan sekarang ada banyak orang yang terinfeksi sebelumnya sudah terkena Covid-19, mendapatkan vaksin, bahkan keduanya. 

Lebih Banyak Gejala Sakit Tenggorokan Dibandingkan Kehilangan Penciuman

Data dari penelitian di Inggris, serta survei Covid-19 yang sedang berlangsung di negara itu, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang sakit di sana yang melaporkan gejala kehilangan indra perasa dan penciuman telah turun secara signifikan sejak awal pandemi.

Ini adalah pergeseran yang pertama kali diamati oleh para ilmuwan di seluruh dunia selama gelombang infeksi subvarian Omicron BA.1 selama musim dingin. Sebaliknya, gejala mirip flu sekarang lebih sering dilaporkan.

"Persentase orang yang dites positif yang melaporkan sakit perut, demam, sakit tenggorokan, dan sakit otot telah meningkat pada Juni 2022 dibandingkan dengan Mei 2022," Kantor Statistik Nasional negara itu melaporkan hingga 24 Juni.

Meski demikian, sulit untuk mengatakan berapa banyak perubahan itu disebabkan oleh perubahan pada virus itu sendiri. Para ilmuwan telah berhipotesis bahwa kekebalan dari infeksi sebelumnya juga dapat berperan dalam mempengaruhi apa yang tampak sebagai gejala umum yang terlihat selama gelombang Omicron terbaru.

Luke O'Neill mengatakan varian Covid-19 yang sekarang dominan di Irlandia dapat memiliki gejala yang sedikit berbeda dengan pendahulunya.

Ahli imunologi Trinity College Luke O'Neill mengatakan subvarian BA.5 yang kini telah domonan di seluruh dunia memiliki gejala yang sedikit berbeda dibanidngkan sebelumnya. Salah satu gejala tambahan subvarian ini adalah berkeringat di malam hari atau saat tidur. 

"Penyakitnya sedikit berbeda karena virusnya telah berubah. Campuran sistem kekebalan Anda dan virus yang sedikit berbeda mungkin menimbulkan penyakit yang sedikit berbeda, anehnya keringat malam menjadi ciri khas," ujarnya, dikutip dari Newstalk.com. 

Namun demikian, keringat malam juga dapat menjadi gejala penyakit lainnya seperti gangguan hormon, neorologis, hiperhidrosis idiopati, hingga kanker. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement