Ridwan Kamil Jualan Proyek Aerocity Bandara Kertajati, Butuh Rp 53 T
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menawarkan sejumlah proyek kepada para investor dalam investment forum, bagian dari rangkaian menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali. Salah satu proyek yang ditawarkan adalah pengembangan kawasan terintegrasi Aerocity Bandara Kertajati.
"Kawasan Aerocity butuh investasi Rp 53 triliun untuk mendorong agar tidak hanya menjadi kawasan bandara tetapi juga kota baru," ujar Ridwan Kamil usai menghadari investment forum di Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11).
Ia menjelaskan, Aerocity Bandara Kertajati akan menjadi kawasan terintegrasi yang terdiri dari area perumahan, perkantoran, hingga rekreasi. Ia berharap kawasan ini tak bernasib sama seperti kawasan hub transportasi lainnya yang tidak memiliki peradaban manusia.
"Kami ingin konsepnya work, live, and play. Jadi ada tempat tinggal dan perkantoran tetapi yang berhubungan dengan penerbangan," katanya.
Dalam dokumen business opportunity Grand Kertajati Aerocity dijelaskan bahwa kota baru ini mencakup lahan seluas lebih dari 2.000 hektare. Ini terdiri dari logistic hub seluas 589 hektar, aerospace park seluas 224 hektare, business park seluas 668 hektare, creative technology center seluas 486 hektare, dan residensial seluas 261 hektare.
Proyek ini, menurut Ridwan Kamil, telah mendapat dukungan dari sejumlah aturan pemerintah. Salah satunya Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Bagian Selatan. Adapun melalui aturan tersebut, Kertajati Aerocity ditetapkan sebagai kawasan perkotaan inti kawasan Rebana, bersama dengan Kota Cirebon dan Kota Patimban.
Ridwan Kamil optimistis Bandara Kertajati akan kembali ramai karena kembali dipergunakan untuk penerbangan umroh yang akan dimulai pada bulan ini. Pemerintah juga akan menyelesaikan pembangunan tol Cisumdawu yang akan mempercepat akses dari Bandung ke Bandara Kertajati.
"Mati surinya kan gara-gara Cisumdawu. Kalau Cisumdawu 2-3 bulan beres, lihat deh," ujarnya.
