Bali akan Kedatangan 7 Juta Turis Asing, Lebih Banyak dari Warganya

Andi M. Arief
1 Februari 2024, 07:07
bali, turis asing, pariwisata, wisatawan mancanegara
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.
Sejumlah wisatawan membawa papan selancar berjalan menuju ke tengah laut saat berlibur di Pantai Kuta, Badung, Bali, Senin (25/9/2023). Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan untuk retribusi sebesar Rp150 ribu kepada turis asing yang masuk Pulau Dewata diterapkan mulai Februari 2024 dan mekanismenya serta tata cara pungutan uang kepada turis asing hingga saat ini masih disusun dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S  Uno mempersiapkan Bali untuk menampung hampir 50% dari target kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman tahun ini atau sebanyak 7 juta orang. Jumlah tersebut mencapai 160% dari populasi Bali.

Badan Pusat Statistik memproyeksikan populasi di Bali pada 2023 mencapai 4,4 juta orang. Walau demikian, Sandiaga mengaku telah mengkaji bahwa Bali secara agregat mampu menampung wisman hingga 7 juta orang.

"Oleh karena itu, perlu penambahan jumlah penerbangan dan paket-paket perjalanan yang lebih mendistribusikan wisatawan yang lebih berkualitas dan lebih lama tinggal di sini," kata Sandiaga dalam keterangan resmi, Rabu (31/1).

Sandiaga menilai, langkah tersebut perlu dilakukan agar pariwisata di Bali tetap berkualitas dan berkelanjutan tanpa membuat Bali Overtourism. Seperti diketahui, overtourism adalah kondisi saat warga lokal maupun turis merasa suatu wilayah terlalu ramai.

Ia menilai meningkatkan kunjungan wisman ke Pulau Dewata dapat mencapai target penciptaan lapangan kerja industri pariwisata bagi 4,4 juta orang pada tahun ini.

Pemerintah menargetkan total kunjungan wisman sepanjang tahun ini mencapai 14,3 juta orang. Sandiaga memproyeksikan total  kunjungan wisman sepanjang 2023 menembus 11 juta orang atau melebihi target sejumlah 8,5 juta orang.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya akan mendesain ekonomi Bali akan tidak hanya bergantung terhadap sektor pariwisata.

“Bappenas mencoba memulihkan Bali setelah masa Covid-19, dan kita ingin membuat bagaimana Bali tidak bergantung pada pariwisata saja, tapi bagaimana kemudian Bali juga memimpin di soal blue economy, green economy,” kata Suharso Monoarfa dalam Seminar dan Bedah Buku: Ekonomi Politik Indonesia dan Antarbangsa yang dipantau secara virtual di Jakarta tahun lalu.

Menurut dia, ketergantungan terhadap kunjungan wisata untuk menghidupkan Produk Domestik Bruto (PDB) Bali sebenarnya sudah menurun sektor pariwisata masih mendominasi. Para pelaku ekonomi di Pulau Dewata sudah mulai menggerakkan sektor pertanian, sektor makanan, sektor industri, hingga sektor pakaian jadi.

Selain itu, pemerintah juga sudah mendorong Bali untuk mengembangkan pembangkit listrik dari tenaga sampah yang kemudian dikelola menjadi pelet. Ini dilakukan agar dapat digunakan untuk menurunkan tingkat emisi pembangkit listrik yang memakai batu bara.

“Ini kita dorong dan akhirnya bisa. Jadi, apa yang ingin saya sampaikan, Bappenas bisa mendemonstrasikan kebijakannya dan bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah, dan kita bersyukur itu bisa terbangun,” ujar dia.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...