Sri Mulyani: Tantangan Era Digital dari Infrastruktur hingga Oligopoli

Agatha Olivia Victoria
23 Maret 2021, 11:34
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan tantangan yang dihadapi di era digita, mulai dari infrastruktur hingga pelaku yang cenderung oligopoli dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 sponsored by East Ventures.Selasa (23/3).
Katadata
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan tantangan yang dihadapi di era digita, mulai dari infrastruktur hingga pelaku yang cenderung oligopoli dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 sponsored by East Ventures.Selasa (23/3).

Pandemi Covid-19 mengubah  kebiasaan masyarakat dunia, termasuk Indonesia menjadi lebih bergantung kepada teknologi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, terdapat  12 tantangan yang dihadapi dan perlu dipersiapkan dalam menyambut era teknologi. 

"Ini karena yang berubah ekosistemnya, maka banyak yang harus disiapkan," kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 sponsored by East Ventures.Selasa (23/3).

Sri mulyani menjelaskan, pertama, adalah bagaimana cara memahami revolusi di industri keuangan. Kedua, bagaimana teknologi bisa membantu masyarakat menjadi lebih baik. Ia menjelaskan, banyak satuan kerja di kementeriannya sudah mentransformasikan berbagai transaksi belanja negara seperti pemberian bantuan sosial menjadi nontunai.

Tak hanya itu, menurut dia, pengelolaan penerimaan negara pun semakin menuju ke arah digital akibat adanya pandemi. Saat ini, masyarakat sudah dapat membayar pajak lebih mudah dari membeli pulsa. "Karena ini orang mau beli pulsa saja mau yang mudah jangan sampai membayar pajak malah lebih sulit," katanya.

Ketiga, bagaimana teknologi bisa mendorong kompetisi dan tetap menciptakan pasar terbuka. Menurut Sri Mulyani, ini luar biasa sulit karena pelaku industri teknologi cenderung monopoli atau oligopoli. Dia mencontohkan, mesin pencarian di internet saat ini hanyalah google.

"Google tidak ada kompetitornya seharusnya tidak boleh begini, begitupula dengan twitter," ujar dia.

Keempat, bagaimana platform digital bisa menciptakan inklusi keuangan dan mengembangkan pasar keuangan. Kelima, bagaimana memonitor pengembang teknologi agar bisa mengedukasi masyarakat. Bendahara Negara menjelaskan bahwaa hal tersebut karena semakin banyaknya produk digital yang beredarm tetapi idak ada edukasi mengenai produk yang bisa dipercaya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...