Strategi Fintech Modalku Hadapi Kenaikan Suku Bunga

Lenny Septiani
22 November 2022, 22:15
modalku, startup, pendanaan, suku bunga
Arief Kamaludin | KATADATA
Ilustrasi. Modalku berharap mendapat pendanaan dari perbankan.

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuannya mencapai 1,75% menjadi 5,25% sepanjang tahun ini. Kenaikan suku bunga acuan BI akan turut berdampak pada perusahaan-perusahaan startup khususnya pada bidang finansial teknologi.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan kenaikan suku bunga berdampak pada hampir seluruh sektor usaha. Adapun pihaknya akan berupaya untuk mencari pendanaan dengan biaya paling murah. 

"Kalau cost of fund tinggi itu luar biasa sulit bagi kami, karena kalau sudah tinggi, naik pula, tambah pusing.  Maka itu,  kita harus cari cost of fund murah,” kata Reynold dalam konferensi pers, Selasa (22/11).

Salah satu strategi yang dilakukan fintech Modalku adalah meluncurkan layanan multifinance. Ini berbeda dengan bisnis peer to peer lending yang mengandalkan investor dengan biaya lebih mahal. “Karena Multifinance bisa langsung berhubungan dengan perbankan dalam hal mencari utang,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya dapat mengakses dana lebih murah dari perbankan ataupun multifinance lainnya yang over liquid. "Atau dari manapun yang mau kasih murah,” katanya.

Adapun inisiatif yang dilakukan perusahaan untuk mendukung bisnis model multifinance,  yakni investasi di Bank Index sebagai minor shareholder bersama Carro, platform jual beli otomotif di Asia Tenggara pada April 2022. “Salah satu alasan kami sedikit investasi ke Bank Index juga supaya bisa mengejar cost of fund perbankan. Karena bagaimana pun juga perbankan pasti termurah se-industri,” jelasnya.

Tiga alasan Modalku menyasar industri multifinance, yakni:

  1. Menjangkau aksesibilitas pasar yang lebih luas dan mengoptimalkan pertumbuhan bisnis UKM Indonesia
  2. Menghadirkan berbagai produk yang lebih variatif dengan limit modal usaha yang lebih tinggi
  3. Opsi pendanaan yang lebih banyak, seperti darl bank, pinjaran luar negeri (FDI), penerbitan surat utang jangka menangah (MTN) ataupun obligasi (Bonds)

“Kami juga tetap mau growth dengan lebih sustainable dalam mengejar perkembangan kami. Jika dulu bisa membuka kredit secara lebih besar, sekarang secara otomatis akan diperketat untuk menjaga kualitas lebih baik,” jelasnya.

Meski akan memperketat kebijakanya, menurut dia, pembiayaan perusahaan diperkirakan masih akan tumbuh. 

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...