KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan dalam Status Waspada akibat Covid-19

Agatha Olivia Victoria
11 Mei 2020, 12:10
pandemi corona, stabilitas sistem keuangan, KSSK,, komite stabilitas sistem keuangan, virus corona, covid-19
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut KSSK akan terus mewaspadai kondisi stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi corona.

Komite Stabilitas Sistem Keuangan terus mewaspadai stabilitas sistem keuangan di tengah pandemi virus corona. Wabah mematikan ini berpotensi menganggu kondisi ekonomi dan sistem keuangan Tanah Air.

"Sampai saat ini, seperti tadi sudah dilaporkan KSSK bahwa sudah mulai ada stabilitas di sistem keuangan, namun kami tetap akan waspada," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video di Jakarta, Senin (11/5).

Advertisement

Sri Mulyani,menjelaskan Covid-29 menyebabkan kegentingan pasar pada Maret. Ini terlihat dari hampir semua indikator dalam KSSK. 

Dengan situasi tersebut, pemerintah pun terpaksa mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 dalam menangkal dampak virus ini. "Pada bulan Maret sampai kuartal I, kondisi stabilitas sistem keuangan memang adalah sangat waspada," ujarnya.

Meski saat ini sudah terlihat perbaikan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut virus ini masih akan tetap mengancam perekonomian. Apalagi, belum ada yang mengetahui seberapa lama penyebaran Covid-19 berlangsung.

"Jadi tingkat kewaspadaan dan atensi tinggi tetap dilakukan KSSK. Karena dampak Covid-19 terhadap perlambatan ekonomi dan kedalaman dari kontraksi ekonomi yang terjadi, masih belum bisa diestimasi secara akurat," kata dia. 

(Baca: Sri Mulyani: Krisis Akibat Pandemi Corona Lebih Parah dari Krisis 2008)

Pandemi virus corona menganggu perekonomian dari dua sisi yakni sisi permintaan dan produksi. Dari sisi permintaan,Sri Mulyani menilai virus corona memberi dampak terhadap konsumsi, investasi, ekspor, dan impor. Tercatat, konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2020 hanya sebesar 2,84%. Sementara investasi 1,7%, ekspor -1,58% dan impor -2,19%.

Sementara dari sisi produksi, terjadi angguan di sektor perdagangan, manufaktur, logistik, dan lainnya. Pada kuartal I, sektor perdagangan hanya tumbuh 1,6%, melambat dari 5,21%, manufaktur 2,06% dari 3,85%, serta transportasi dan pergudangan hanya 1,27% dari 7,55%.

"Dengan gangguan di sisi demand dan supply, maka ini sebabkan suatu potensi gangguan ke ekonomi dan potensi gangguan sistem keuangan," ucap Sri Mulyani.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement