Rupiah Malah Menguat ke 13.895/US$ di Tengah Pengetatan PSBB Jawa-Bali
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini menguat 0,14% ke posisi Rp 13.895 per dolar AS. Rupiah tetap perkasa meski pemerintah mengumumkan rencana untuk memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di wilayah Jawa dan Bali mulai 11 Januari 2021.
Direktur TRFX Garuda Berjankan Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan rupiah terjadi disebabkan oleh indeks dolar AS yang melemah. Hingga pukul 17.00 WIB, indeks dolar AS melemah 0,22% ke level 89,23.
"Senat AS bersiap untuk memberikan suara terkait kenaikan stimulus yang akan diberikan kepada orang Amerika yang memenuhi syarat dan paket pengeluaran untuk memulihkan tunjangan pengangguran. Selain itu, Inggris juga telah meraih kesepakatan perdagangan Brexit yang sempit dengan Uni Eropa," ujar Ibrahim, Rabu (6/1).
Mayoritas mata uang Asia bergerak menguat terhadap dolar AS. Yuan Tiongkok naik 0,02%, baht Thailand 0,11%, ringgit Malaysia 0,17%, rupee India 0,09%, dolar Taiwan 0,06%, won Korea Selatan 0,16%, peso Filipina 0,07%, serta dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing 0,01% dan 0,08%. Hanya yen Jepang yang melemah 0,12% terhadap dolar AS.
Namun, penguatan rupiah tertahan rencana pemerintah memperketat PSBB di wilayah Jawa dan Bali. Investor khawatir pengetatan pembatasan ini akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi pemerintah yang dipatok 5% pada tahun ini.
Ibrahim emperkirakan rupiah pada perdagangan besok masih akan dibuka menguat dan bergerak pada level Rp 14.100 hingga Rp 14.150 per dolar AS.
Senada, Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah didorong oleh pelemahan pada indeks dolar AS. Ia menduga mata uang negeri Paman Sam melemah seiring ekspektasi pasar terhadap kemenangan perwakilan partai Demokrat dalam pemilu ulang di wilayah Georgia.
"Hasil akhir baru akan terlihat malam ini. Tapi polling memperlihatkan kemenangan 2 kandidat demokrat terhadap republik. Bila demokrat menang, Demokrat akan menguasai senat," kata Ariston kepadsa Katadata.co.id.
Kondisi tersebut, menurut dia, akan memudahkan Biden meluncurkan berbagai kebijakannya karena Demokrat menguasai dua kamar parlemen AS. Biden memiliki prorgam untuk memulihkan ekonomi dengan stimulus dan mengendalikan pandemi bisa berjalan lancar. Ini akan mendorong pelemahan dollar AS karena pasar beralih ke aset berisiko.
"Sehingga rupiah masih berpotensi menguat. Tapi di sisi lain, kebijakan PSBB bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah. Jadi besok mungkin Rp 13.850 hingga Rp 13.980 per dolar AS," katanya.