Rupiah Menguat Imbas Dukungan Yellen pada Rencana Stimulus AS
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,05% ke level Rp 14.057 per dolar Amerika Serikat pada pasar spot pagi ini, Rabu (20/1). Rupiah menguat ditopang sentimen dukungan stimulus fiskal besar AS dari calon Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.
Mayoritas mata uang Asia menguat pagi ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,13%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,19%, dolar Taiwan 0,15%, won Korea Selatan 0,24%, peso Filipina 0,07%, rupee India 0,15%, yuan Tiongkok 0,06%, ringgit Malaysia 0,07%, dan baht Thailand 0,14%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupah terjadi karena sentimen dukungan stimulus fiskal besar AS dari Janet Yellen. Stimulus yang besar ini bisa membantu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam lebih cepat. "Hal ini memicu minat pasar terhadap aset berisiko," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (20/1).
Yellen yang menjadi calon kuat menteri keuangan AS mendukung paket bantuan fiskal yang besar dan kuat saat pidato di hadapan anggota parlemen. Menurut dia, stimulus lebih besar dapat membantu ekonomi keluar dari penurunan akibat pandemi Covid-19. Manfaat dari paket bantuan terseut lebih besar dari biaya beban utang yang ditanggung Negeri Paman Sam.
Meski begitu, Ariston menilai, kondisi kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air bisa menahan laju penguatan rupiah. Kondisi yang terus memburuk ini bisa memicu kebijakan yang lebih ketat terhadap pergerakan aktivitas ekonomi. "Pergerakan rupiah akan berada di antara Rp 14.000-14.100 per dolar AS," ujar dia.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia per Selasa (18/1) bertambah 10.365 orang.Dengan demikian, total kasus Covid-19 mencapai 927.380 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 753.948 orang dinyatakan sembuh dan 26.590 orang lainnya meninggal dunia. Data tersebut dihimpun Kementerian Kesehatan dalam 24 jam hingga pukul 12.00 WIB.
Pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 8.013 orang, sementara pasien meninggal dunia bertambah 308 orang. Jumlah pasien yang meninggal dunia hari ini merupakan rekor baru. Rekor tertinggi sebelumnya sebanyak 306 orang terjadi pada 13 Januari 2021.
Jumlah suspek Covid-19 pada hari ini tercatat 76.971 orang. Sementara, jumlah spesimen yang berhasil diperiksa hari ini sebanyak 70.634 spesimen dari 43.471 orang. Kasus positif Covid-19 cenderung mengalami lonjakan usai libur panjang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021. Rekor tertinggi penambagan kasus Covid-19 sebanyak 14.224 orang terjadi pada Sabtu (16/1) lalu.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pasar menanti kebijakan Yellen dalam menjalankan stimulus program. Sementara, dinamika politik AS yang kondusif menjelang pelantikan Presiden Terpilih, Joe Biden merupakan katalis positif bagi pergerakan mata uang di luar dolar AS.
Dari dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia besok dalam rangka menetapkan tingkat suku bunga acuan. "Secara teknikal, pola bearish inside bar masih terlihat pada USDIDR daily chart yang mengindikasikan adanya potensi apresiasi bagi rupiah," ujar Nafan kepada Katadata.co.id.