Bayang-bayang Kenaikan Inflasi saat Daya Beli Masyarakat Masih Lesu

Agatha Olivia Victoria
1 Februari 2021, 18:15
inflasi, daya beli, suplai bahan pangan, permintaan
123rf.com
Ilustrasi. Kenaikan harga pangan yang mendorong inflasi Januari disebabkan gangguan suplai, sedangkan permintaan belum meningkat.
  • Inflasi pada Januari tercatat 0,26% didorong kenaikan harga pangan.
  • Kenaikan harga pangan disebabkan gangguan suplai, sedangkan permintaan belum meningkat.
  • Inflasi tahun ini masih akan terkendali sesuai target 2% hingga 4%. 

Harga sejumlah bahan pangan mulai merangkak naik awal tahun ini mendorong inflasi 0,26% pada Januari. Namun, harga cabai merah, ikan segar, hingga tempe dan tahu bukan naik karena permintaan melainkan suplai yang terganggu. Daya beli masyarakat di awal tahun ini masih lemah akibat Pandemi Covid-19.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, harga cabai rawit dan ikan segar naik karena faktor cuaca, sedangkan harga tempe dan tahu terkerek karena harga kedelai naik di pasar internasional. Kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi 0,81% dengan andil sebesar 0,21%.

"Perlu diwaspadai banjir yang terjadi di beberapa daerah. Kami harapkan pengaruh banjir tidak akan terlalu buruk dan mempengaruhi harga pangan," ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers Pengumuman Inflasi, Senin (1/2).

Ia menjelaskan, prediksi yang dilakukan Kementerian Pertanian menunjukkan harga cabai akan kembali stabil pada Februari dan Maret. Di sisi lain, harga beras yang merupakan komoditas utama terpantau stabil dalam dua tahun terakhir dan tak memberikan pengaruh terhadap inflasi.

"Kami harapkan harga beras stabildi tahun ini dan hasil pengamatan di lapangan pada Desember, produksi Januari-Maret akan bagus," katanya.

Suhariyanto menjelaskan, inflasi pada Januari masih menunjukkan permintaan yang lemah. Tingkat inflasi tahunan sebesar 1,55%, lebih rendah dibandingkan Desember 2020 sebesar 1,68%. Sementara inflasi Januari 2019 sebesar 0,39% secara bulanan dan 2,28% secara tahunan. 

"Dampak Covid-19 masih belum mereda dan membayangi perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia. Mobilitas berkurang, roda ekonomi bergerak lambat. Ini berpengaruh ke pendapatan dan permintaannya.

Daya beli yang lemah juga terlihat dari komponen inflasi inti pada Januari yang tumbuh makin melambat secara tahunan dari 1,6% pada Desember menjadi 1,56%. Namun, inflasi inti secara bulanan lebih tinggi dari Desember sebesar 0,14%. Sementara itu,  kelompok harga yang diatur pemerintah terjadi deflasi 0,19% dengan 0,02%. Deflasi didorong oleh penurunan harga pada tiket pesawat meski ada kenaikan tarif jalan tol dan rokok kretek filter.

"Inflasi inti secara tahunan ini terendah sejak BPS mulai menghitungnya pada 2004.  Ini menandakan permintaan domestik masih lemah," katanya. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, inflasi pada bulan lalu terjadi karena gangguan suplai terutama bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah. Untuk itu, menurut dia, pemerintah akan memastikan konektifitas antar wilayah lancar sehingga alur barang dan jasa kembali lancar.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...