Rupiah Berpotensi Tertekan Rekor Kasus Covid-19 dan Stimulus Biden

Agatha Olivia Victoria
25 Juni 2021, 10:02
rupiah, kurs rupiah, rekor kasus Covid-19, lonjakan kasus Covid-19
ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.
Ilustrasi. Rupiah berpotensi melemah tertekan rekor baru kasus Covid-19 serta stimulus infrastruktur terbaru Presiden AS Joe Biden.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,14% ke level Rp 14.420 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Namun, rupiah berpotensi melemah tertekan rekor baru kasus Covid-19 serta stimulus infrastruktur terbaru Presiden AS Joe Biden.

Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah dari posisi pembukaan AS tetapi masih menguat dibandingkan penutupan kemarin ke level Rp 14.438 per dolar  AS hingga pukul 09.45 WIB. 

Mayoritas mata uang Asia kompak menguat pagi ini. Dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Singapura, dolar Taiwan 0,19%, won Korea Selatan 0,52%, peso Filipina 0,24%, rupee India 0,15%, yuan Tiongkok 0,09%, ringgit Malaysia 0,05%, dan baht Thailand 0,29%. Hanya yen Jepang yang melemah 0,04%.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra berpendapat, minat pasar terhadap risiko sebenarnya sudah membaik usai pengumuman kebijakan Bank Sentral AS, The Fed selama beberapa hari belakangan ini. Ini diindikasikan dengan penguatan sebagian indeks saham global. Namun, sentimen dalam negeri tampaknya akan menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kemarin, cukup mengejutkan. Kasus baru harian Covid-19 di Indonesia sudah tembus di atas 20 ribu, level tertinggi selama pandemi ini," ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (25/6).

Kementerian Kesehatan melaporkan lonjakan pasien positif pada hari Kamis (24/6) kembali memecahkan rekor, yaitu sebanyak 20.574 kasus. Dengan tambahan ini, total angka positif Covid-19 di dalam negeri mencapai 2.053.995 orang.

Kemenkes juga mencatatkan ada 171.542 kasus aktif dan 126.696 suspek virus corona. Kasus kematian pasien bertambah 355 kemarin. Ini berarti total pasien meninggal akibat infeksi corona mencapai 55.949 orang.

Sedangkan Presiden Joko Widodo telah memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) mikro sejak Selasa (22/6). Presiden juga memerintahkan kepala daerah menjalankan pembatasan ini dengan maksimal.

Dengan lonjakan kasus tersebut, Ariston menilai pembatasan aktivitas yang lebih ketat mungkin perlu dilakukan bila kenaikannya masih bertahan sepekan ke depan. Hal tersebut tentunya bisa menahan laju pemulihan ekonomi.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini berpotensi melemah ke arah resisten Rp 14.480 per dengan potensi support di kisaran 14420.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri turut memperkirakan mata uang Garuda masih akan melanjutkan pelemahan ke rentang Rp 14.423 - 14.484 per dolar AS, seiring dengan makin melonjaknya kasus corona di dalam negeri. "Dari eksternal, pernyataan Presiden AS Joe Biden terhadap stimulus ekonomi lanjutan dan membaiknya data tenaga kerja Negeri Paman Sam pun akan menjadi sentimen tambahan terhadap penguatan dolar AS nantinya," kata Reny kepada Katadata.co.id, Jumat (25/6).

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,04% ke level 91.76. Dengan begitu, mata uang Negeri Paman Sam pun melemah terhadap mayoritas mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dolar Australia, dolar Kanada, dan franc Swiss.

Biden pada Kamis (24/6) mengatakan kesepakatan stimulus infrastruktur telah tercapai. "Kami memiliki kesepakatan," ujar Biden kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Gedung Putih menyatakan kesepakatan infrastruktur akan mencakup pengeluaran baru senilai US$ 579 miliar. Partai Republik telah menentang usulan presiden untuk menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28% dari 21%.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...