Arah Kebijakan The Fed Samar, Harga Emas Kembali Lesu

Intan Nirmala Sari
25 Juni 2021, 08:58
Petugas menunjukkan emas perhiasan, di galeri 24 penjualan Logam Mulia, di Padang, Sumatera Barat, Jumat (21/2/2020). Harga emas dari PT Antam terpantau di laman Logam Mulia pada Jumat (21/2), kembali naik dari Rp788 ribu per gram menjadi Rp793 ribu per g
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Petugas menunjukkan emas perhiasan, di galeri 24 penjualan Logam Mulia, di Padang, Sumatera Barat, Jumat (21/2/2020). Harga emas dari PT Antam terpantau di laman Logam Mulia pada Jumat (21/2), kembali naik dari Rp788 ribu per gram menjadi Rp793 ribu per gram, seiring dengan harga emas dunia yang melonjak dan menyentuh rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir sebesar 1.623 Dolar AS per ons.

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk akhir pekan bertahan di level Rp 932 ribu per gram pada perdagangan pagi ini. Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga tidak bergerak dari level kemarin yakni di Rp 828 ribu per gram pada Jumat (25/6).

Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Agustus 2021 turun 0,10% ke level US$ 1.774,9 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) turun 0,04% ke level US$ 1.774 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot naik 0,03% ke level 91,84.

Melansir Reuters, kembali lesunya harga emas global lantaran beragam isyarat pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) terkait rencana kebijakan moneternya ke depan. Kondisi tersebut membuat pelaku pasar cenderung waspada terhadap segala kemungkinan.

Sebelumnya Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan terlalu cepat. Selain itu, inflasi juga bukan satu-satunya data yang dipertimbangkan bank sentral dalam menentukan arah kebijakan ke depan. Namun pejabat The Fed lainnya memperkirakan inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) bakal bertahan lebih lama.

Ahli strategi pasar senior RJO Futures Alex Turro mengatakan, kekhawatiran atas potensi kenaikan suku bunga dan pemangkasan belanja obligasi pemerintah AS menjadi beban bagi sentimen emas. Kondisi tersebut diperkirakan masih berlanjut sampai pasar mendapatkan kejelasan arah kebijakan.

Sementara itu, Ahli strategi komoditas TD Securities Daniel Ghali mengatakan, pembelian emas fisik pasar utama India dan Tiongkok kemungkinan tetap lemah dalam waktu dekat. Hal tersebut menambah tekanan bagi sentimen pasar emas global.

“Akhir Desember harga diperkirakan berada di US$ 1.250 per troy ons,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo dalam catatannya, Kamis (24/6).

Nilai pada emas perhiasan dan emas untuk investasi berbeda. Hal tersebut bergantung pada tingkat gramasi dan kandungan emas murni pada produk tersebut. Umumnya, emas batangan dipilih untuk investasi, karena semakin besar gramasi semakin baik harga yang diperoleh atau mendekati pergerakan harga emas global.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...