Rupiah Melemah 14.500/US$ Tertekan Sinyal Perpanjangan PPKM Darurat

Abdul Azis Said
15 Juli 2021, 09:55
rupiah, kurs rupiah, PPKM darurat
ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.
Kurs rupiah dibuka melemah 0,10% ke level Rp 14.483 per dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,10% ke level Rp 14.483 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot hari ini. Sinyal perpanjangan penerapan PPKM darurat yang membatasi aktivitas masyarakat menjadi faktor utama penekan kurs rupiah.

Mengutip Bloomberg, rupiah terus bergerak melemah dari posisi pembukaan ke level Rp 14.950 per dolar AS hingga pukul 09.10 WIB. Ini melanjutkan pelemahan dari posisi penutupan kemarin di level Rp 14.480 per dolar AS.

Mata uang negara-negara Asia pagi ini bergerak bervariasi. Dolar Hongkong melemah 0,01%, dolar Singapura 0,13%, yen Jepang 0,01%, peso Filipina 0,11%, rupee India 0,13% dan bath Thailand 0,11%. Sementara, yuan China berhasil menguat 0,02% bersama ringgit Malaysia 0,06%, won Korea Selatan 0,10% serta dolar Taiwan 0,02%.

Anlis pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan pengetatan mobilitas yang sedang berlangsung masih menjadi beban utama pelemahan rupiah. Ia memprediksikan rupiah bisa melemah hingga level Rp 12.520 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 14.460 per dolar AS.

"PPKM darurat yang berpotensi diperpanjang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pelaku pasar. Jelas ini bisa menekan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia." kata Ariston.

Sinyal perpanjangan PPKM darurat hingga 6 pekan datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang termuat dalam bahan paparannya saat rapat kerja dengan DPR RI awal pekan ini. 

Meski berpotensi melemah, Ariston memperkirakan pelemahan rupiah tidak akan terlalu dalam imbas keputusan bank sentral AS yang kemungkinan kembali melonggarkan kebijakan moneternya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...