Harga Minyak Goreng Terus Naik, BI Prediksi Inflasi November 0,31%
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada November sebesar 0,31% dibanding bulan sebelumnya. Inflasi terutama disumbang kenaikan harga minyak goreng yang masih berlanjut pada bulan ini.
"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu ketiga November 2021, perkembangan harga bulan ini tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,31% secara mtm," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jumat (19/11).
Dengan perkembangan tersebut, BI memperkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender atau year to date sebesar 1,24% dan secara tahunan atau year on year sebesar 1,69%.
Erwin mengatakan kenaikan inflasi bulan ini disumbang kenaikan harga minyak goreng yang masih berlanjut sebesar 0,07%, telur ayam ras 0,09%, dan cabai merah 0,05%, Selain itu, daging ayam ras, sawi hijau, bayam, emas perhiasan, sabun detergen bubuk, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01%.
Berdasarkan data infopangan.jakarta.go.id, harga telur ayam hari ini terpantau melonjak 28% sejak akhir bulan lalumenjadi Rp 24.922 per kg pada hari ini. Kenaikan signifikan terutama sepanjang pekan kedua bulan ini. Harga minyak goreng juga melompat menjadi Rp 18.977 per kg, naik 18% dibandingkan bulan lalu. Minyak goreng sudah menjadi penyumbang inflasi sejak Oktober.
Semua jenis cabai merah juga mencatatkan kenaikan harga dua digit. Harga cabai merah keriting naik 29% menjadi Rp 45.652 per kg. Harga cabai merah besar juga naik sebesar 15% menjadi Rp 44.295 per Kg.
Di sisi lain, berdasarkan pemantauan BI, beberapa komoditas masih akan mencatat penurunan harga atau deflasi. Tomat, bawang merah dan cabai rawit masing-masing deflasi sebesar 0,01% secara mtm. Harga tomat buah anjlok 22% dalam sebulan menjadi 11.789 per kg hari ini. Harga bawang merah juga turun 13% menjadi Rp 27.457 per kg.
Harga semua jenis cabai rawit juga turun. Harga cabai rawit merah menjadi Rp 30,761 per kg, turun 10% dari bulan lalu. Begitu juga harga cabai rawit hijau turun 11% menjadi Rp 29.356 per kg.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan inflasi akan meningkat mendekati pengujung tahun seiring momentum libur Natal dan Tahun Baru. Hal ini antara lain terindikasi dari inflasi pada harga di tingkat produsen yang melonjak pada kuartal III 2021.
"Lonjakan inflasi harus diwaspadai terutama menjelang akhir tahun, terutama pada tahun depan saat permintaan semakin pulih," kata David kepada Katadata.co.id, Rabu (17/11).
Saat ini, menurut dia, sudah terjadi kenaikan inflasi di tingkat produsen. Namun, para produsen masih menahan diri untuk menaikkan harga karena daya beli yang masih lemah hingga kuartal ketiga lalu.
"Produsen belum menaikkan harga, terutama makanan seperti beras, cabai, bawang, hingga ayam pasokannya berlimpah. Ini yang antara lain menjadi beban bagi peternak ayam karena sebenarnya harga pakan naik tetapi daya beli masyarakat belum tumbuh," ujarnya.
Meski memperkirakan kenaikan harga barang dan jasa akan terjadi di akhir tahun, David memperkirakan inflasi masih akan terkendali pada kisaran 2% atau sesuai target BI.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis llonjakan inflasi harga di tingkat produsen tak akan merembet ke inflasi indeks harga konsumen (IHK). "Memang ada kenaikan inflasi di tingkat produski tapi belum berpengaruh terhadap kenaikan harga di tingkat konsumen," ujar Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan November, Kamis (18/11).