BPDPKS Sudah Salurkan Rp 6,59 T untuk Peremajaan Sawit Sejak 2016
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah menyalurkan Rp 6,59 triliun untuk program peremajaan sawit rakyat (PSR) mulai 2016 hingga 22 Desember 2021.
Direktur utama BPDPKS Eddy Abdurachman mengatakan, realisasi penyaluran dana peremajaan sawit atau replanting dalam kurun waktu tersebut mencapai 242.537 hektare yang melibatkan 105.684 pekebun. "Dana yang diberikan kepada pekebun sawit sebesar Rp 30 juta rupiah per hektare, dengan maksimal empat hektare per orang," kata Eddy dalam konferensi pers, Selasa (28/12).
Eddy mengatakan, penyaluran dana pada sepanjang tahun ini mencapai Rp 1,27 triliun. Dana ini untuk membiayai peremajaan sawit rakyat seluas 42.212 hektare dan disalurkan 6.266 pekebun.
Jumlah penyaluran pada tahun ini menurun dibandingkan dengan realisasi penyaluran dana tahun 2020 dan 2019. Pada 2019, BPDPKS telah menyalurkan dana untuk membiayai pelaksanaan penanaman kembali seluas 90.491 hektare. Sementara pada 2020, luas lahan yang mendapatkan dana replanting seluas 94.330 hektare.
"Penurunan ini disebabkan oleh adanya persyaratan bagi lahan yang ingin mendapatkan bantuan ini harus diidentifikasi, apakah berada dalam kawasan hutan atau tidak. Ini memerlukan proses dan koordinasi terlebih dahulu dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), untuk memastikan bahwa lahan ini tidak berada dalam kawasan hutan," kata dia.
Selain itu, hal yang menjadi hambatan terlaksananya program peremajaan sawit rakyat, yakni tingginya harga crude palm oil (CPO). Harga CPO saat ini sudah mencapai US$ 1.300 per metrik ton. Ini menjadi momentum yang dimanfaatkan pekebun, sehingga mengurangi minat untuk ikut serta dalam program peremajaan sawit rakyat.
"Tahun depan akan lebih kita genjot lagi bersama dengan kementerian terkait, agar program PSR akselerasinya tinggi sesuai dengan target. Kami akan memperkenalkan skema kemitraan, kita akan melibatkan perusahaan besar untuk bersama-sama mendorong pelaksanaan peremajaan sawit ini," katanya.
Program peremajaan sawit ini dibuat pemerintah meningkatkan produktivitas kebun. Hingga saat ini, produktivitas sawit Indonesia masih sekitar 3 ton-4 ton per hektare setara minyak sawit mentah (CPO).
Pemerintah mengupayakan replanting dengan varietas yang produktivitasnya lebih tinggi dengan target menghasilkan 5 ton sampai 6 ton per hektare setara CPO.
Program peremajaan sawit ini diharapkan bisa mendorong pekebun dalam menjalankan praktik berkebun yang baik, sehingga produksi sawit yang dihasilkan semakin tinggi dengan luas lahan yang sama. Manfaat lain dari program ini yaitu, dapat memperbaiki tata ruang perkebunan.
Pemerintah menargetkan peremajaan sawit rakyat pada lahan seluas 540.000 hektare dalam waktu lima tahun, dengan target 180.000 hektare per tahunnya.