RI Cetak Surplus Ganda Neraca Pembayaran dan Transaksi Berjalan 2021

Abdul Azis Said
18 Februari 2022, 11:36
neraca pembayaran, neraca transaksi berjalan, bank indonesia
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Ilustrasi. BI mencatat neraca pembayaran pada tahun lalu surplus mencapai US$ 13,5 miliar.

Bank Indonesia (BI) melaporkan neraca transaksi berjalan berhasil mencetak surplus pada tahun lalu sebesar US$ 3,3 miliar atau setara Rp 47 triliun menggunakan kurs JISDOR akhir tahun lalu. Ini merupakan surplus pertama setelah mencatatkan defisit beruntun selama sembilan tahun terakhir. 

Berdasarkan data BI, surplus pada transaksi berjalan mendorong surplus neraca pembayaran Indonesia (NP) mencapai US$ 13,5 miliar. Surplus NPI pada tahun lalu lebih tinggi dibandingkan surplus US$ 2,6 miliar pada tahun 2020, bahkan tertinggi dalam lima tahun terakhir. 

Surplus neraca transaksi berjalan terutama terjadi pada sepanjang paruh kedua tahun lalu. Pada kuartal ketiga saja, surplus transaksi berjalan mencapai US$ 4,9 miliar. Padahal, transaksi berjalan masih mencatatkan defisit pada dua kuartal sebelumnya mendekati US$ 2 miliar. Kinerja positif masih berlanjut memasuki kuartal terakhir sekalipun menyusut dengan surplus US$ 1,4 miliar. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, transaksi berjalan pada 2021 yang membukukan surplus setelah defisit pada 2020 sebesar US$ 4,4 miliar tak lepas dari kinerja ekspor yang meningkat.

"Pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang dan tingginya harga komoditas global, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/2).

BI mencatat neraca barang dari aktivitas ekspor-impor mencapai US$ 43,8 miliar. Di sisi lain, neraca jasa dan pendapatan primer mencatat kenaikan defisit.  Defisit neraca perdagangan jasa pada tahun lalu meningkat 51,5% menjadi US$ 14,8 miliar dari US$ 9,8 miliar pada tahun 2020. Penyebabnya karena surplus jasa perjalanan yang turun signifikan sebesar 95,4%.

"Ini sejalan dengan jumlah wisman dan wisnas yang turun signifikan sebagai dampak dari kebijakan pembatasan mobilitas antar negara untuk mencegah penyebaran Covid-19," kata Erwin.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...