Mayoritas Peserta Kartu Prakerja Gunakan Insentif untuk Beli Makanan
Hasil survei evaluasi Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja menunjukkan 89% penerima program ini menggunakan insentif yang diterima untuk membeli bahan pangan. Insentif yang diterima para peserta setara dengan 61% dari rata-rata pengeluaran makanan rumah tangga Indonesia dalam sebulan.
"Masyarakat saat itu susah, tidak bekerja atau berhenti bekerja, butuh untuk melanjutkan hidupnya. Ini terefleksi dalam survei, yakni 89% dari penerima menggunakan insentif untuk bantuan biaya hidup yakni menopang bahan pangan," kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam diskusi daring, Rabu (27/7).
Program Kartu Prakerja saat ini didesain semi bansos. Pemerintah memberikan anggaran Rp 3,35 juta untuk satu orang, terdiri atas Rp 1 juta untuk biaya pelatihan, Rp 2,4 juta untuk insentif dan Rp 150 ribu berupa insentif survei. Insentif dicairkan setelah peserta menyelesaikan pelatihan.
Dalam survei PMO juga menunjukkan, 68% insentif dipakai untuk membayar tagihan listrik dan air, 56% dipakai untuk pengeluaran kebutuhan BBM seperti bensin dan solar. Kemudian, 57% serta memakai mengalokasikannya untuk menambah tabungan.
Lebih lanjut, sekitar 69% dari peserta menggunakan dana yang diterima untuk modal usaha. "Mereka beli gerobak, beli panci, beli alat masak, mesin jahit, bibit lele dan lain sebagainya," kata Denni.